18 Perusahaan Aset Jumbo Siap IPO pada 2025
JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengonfirmasi bahwa sebanyak 18 perusahaan dengan aset jumbo tengah bersiap untuk melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 2025. Menurut Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, perusahaan-perusahaan ini memiliki aset di atas Rp 250 miliar.
“18 perusahaan tersebut memiliki aset di atas Rp 250 miliar,” ungkap Nyoman Yetna pada Sabtu (8/2/2025). Selain itu, terdapat satu perusahaan dengan aset menengah (Rp 50 miliar – Rp 250 miliar) yang juga masuk dalam pipeline IPO BEI, sehingga total perusahaan yang bersiap IPO mencapai 19 entitas.
Sektor Konsumsi Primer Mendominasi IPO 2025
Dari rincian sektoral, sektor barang konsumsi primer menjadi yang paling dominan dalam pipeline IPO 2025, dengan enam perusahaan yang bersiap melantai di bursa. Disusul oleh sektor perindustrian, kesehatan, dan energi yang masing-masing memiliki tiga perusahaan yang akan IPO.
Selain itu, sektor barang baku menyumbang dua perusahaan, sementara sektor transportasi dan keuangan masing-masing memiliki satu perusahaan yang sedang mempersiapkan IPO.
“Komposisi sektor ini mencerminkan tren pasar yang terus berkembang, dengan sektor konsumsi primer tetap menjadi daya tarik utama bagi investor,” ujar Nyoman Yetna.
Dana yang Dihimpun dari IPO 2025
Hingga 7 Februari 2025, sebanyak delapan perusahaan telah sukses melaksanakan IPO di pasar modal Indonesia. Dari aksi korporasi tersebut, total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 3,7 triliun. Angka ini menunjukkan tingginya minat investor terhadap saham-saham baru yang masuk ke bursa.
Aksi Korporasi Lainnya: Emisi Efek dan Rights Issue
Selain IPO, aksi korporasi lainnya seperti penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) juga terus berlanjut. Hingga saat ini, tercatat ada delapan emisi EBUS dari tujuh penerbit, dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 8,6 triliun.
Sementara itu, pipeline BEI masih mencatat ada 18 emisi dari 14 penerbit yang akan menerbitkan EBUS dalam waktu dekat. “Minat emiten untuk menerbitkan efek utang masih cukup tinggi, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mencari alternatif pendanaan di luar ekuitas,” jelas Nyoman.
Namun, hingga awal Februari 2025, belum ada perusahaan yang melakukan rights issue di BEI. Meski demikian, terdapat tujuh perusahaan yang saat ini berada dalam antrean untuk menggelar rights issue, yang terdiri dari:
- 3 perusahaan sektor barang baku
- 2 perusahaan sektor energi
- 2 perusahaan sektor kesehatan
“Perusahaan-perusahaan ini masih dalam proses persiapan sebelum benar-benar melaksanakan rights issue,” tambah Nyoman.
Prospek Pasar Modal Indonesia pada 2025
Dengan pipeline IPO yang solid dan aksi korporasi yang terus berkembang, tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun yang dinamis bagi pasar modal Indonesia. Sektor konsumsi primer yang mendominasi pipeline IPO menunjukkan bahwa investor masih memiliki optimisme terhadap daya beli masyarakat dan pertumbuhan industri ini dalam jangka panjang.
Di sisi lain, penerbitan EBUS yang terus meningkat juga menunjukkan bahwa perusahaan masih aktif mencari pendanaan melalui pasar modal. Meski rights issue masih minim, potensi peningkatannya tetap ada seiring dengan perbaikan fundamental emiten dan meningkatnya sentimen pasar.
Dengan kondisi ini, investor disarankan untuk terus mencermati perkembangan IPO dan aksi korporasi lainnya agar dapat mengambil keputusan investasi yang tepat. Bursa Efek Indonesia dan para analis pasar akan terus memantau pergerakan ini guna memberikan panduan terbaik bagi para pelaku pasar.
Bursa Nusantara Official akan terus mengupdate perkembangan IPO dan aksi korporasi lainnya. Pantau terus berita terbaru hanya di Bursa.NusantaraOfficial.com.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.