Geser kebawah untuk baca artikel
PasarSaham

8 Saham Emas Terbaik di BEI: Prospek & Dividen Menjanjikan

×

8 Saham Emas Terbaik di BEI: Prospek & Dividen Menjanjikan

Sebarkan artikel ini
8 saham emas terbaik di bei prospek & dividen menjanjikan kompres
Simak daftar 8 saham emas terbaik di Bursa Efek Indonesia (BEI), dilengkapi analisis kinerja, prospek, dan potensi dividen untuk portofolio investasi 2025.

Saham Emas Menguat: Peluang Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Saham emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menjadi sorotan investor sebagai instrumen safe haven di tengah fluktuasi pasar global.

Sebanyak 8 emiten pertambangan dan logam mulia mencatatkan kinerja positif sepanjang kuartal II 2024, dengan rata-rata kenaikan harga saham 12-15% YTD (Year-to-Date).

Analis memproyeksikan sektor ini akan tetap atraktif seiring kenaikan harga emas dunia yang menyentuh US$ 2.350/ons pada Juni 2024.

“Saham emas menawarkan dua keuntungan: apresiasi harga dan dividen. Ini cocok untuk strategi investasi jangka menengah,” ujar Direktur Riset AlphaInvestasi, Andi Wijaya, dalam laporan terbaru.


Profil 8 Saham Emas Unggulan di BEI

1. PT United Tractors Tbk (UNTR): Raksasa Alat Berat dengan Portofolio Tambang

Emiten berkode UNTR ini tidak hanya dikenal sebagai distributor alat berat, tetapi juga menguasai 5 tambang emas melalui anak usahanya, PT Agincourt Resources. Di kuartal II-2024, UNTR mencatatkan kapitalisasi pasar Rp97,6 triliun dan membagikan dividen interim Rp701 per saham. Portofolio energi mereka, termasuk PLTU dan panas bumi, turut mendiversifikasi pendapatan.

2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): Penguasa Tambang Tujuh Bukit

MDKA mengelola tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, yang memiliki cadangan 3,5 juta ounce emas. Meski mencatat kerugian bersih Rp1,2 triliun di Q1-2024 akibat kenaikan biaya operasional, perusahaan optimis produksi emas akan meningkat 25% di Q4-2024. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp59,5 triliun per September 2024.

3. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): BUMN Tambang dengan Portofolio Global

Sebagai BUMN, ANTM mengoperasikan tambang emas di Pongkor, Cibaliung, dan bahkan Australia. Pada Q2-2024, laba bersih perusahaan mencapai Rp1,31 triliun, melonjak 42% yoy. Mereka juga merilis obligasi senilai USD 500 juta untuk ekspansi tambang di Halmahera.

4. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC): Diversifikasi dari Migas ke Emas

MEDC, melalui anak usaha PT Amman Mineral Nusa Tenggara, menguasai tambang Batu Hijau dengan cadangan 8,5 juta ton tembaga dan 7,2 juta ounce emas. Pendapatan Q2-2024 mencapai USD 608,9 juta, meski belum membagikan dividen karena fokus pelunasan utang.

5. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS): Ekspansi Tambang Gorontalo

BRMS mencatat pertumbuhan laba bersih 34% yoy di Q2-2024 menjadi USD 5,37 juta. Perusahaan sedang mengembangkan tambang emas Poboya di Sulawesi Tengah, yang diprediksi menghasilkan 2 ton emas/tahun mulai 2025.

6. PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB): Tambang Lintas Negara

PSAB mengoperasikan tambang Penjom di Malaysia dan Lanut di Sulawesi Utara. Pendapatan emas mereka naik 18% yoy di Q2-2024 ke USD 67,3 juta, dengan margin laba bersih 11,6%.

7. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI): Fokus pada Tambang Toka Tindung

ARCI mengandalkan tambang Toka Tindung di Sulawesi Utara, dengan produksi emas 72.000 ounce pada H1-2024. Meski laba bersih turun 15% akibat biaya eksplorasi, kapitalisasi pasar mereka tetap stabil di Rp7,3 triliun.

8. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA): Raja Perhiasan Emas Lokal

HRTA unik karena berfokus pada hilirisasi emas melalui merek seperti “Frank & co”. Pendapatan Q2-2024 mencapai Rp4,22 triliun, dengan pertumbuhan penjualan e-commerce 45% yoy.


Prospek Investasi Saham Emas 2024-2025

Analis memprediksi sektor saham emas akan mendapat momentum dari tiga faktor:

  1. Kenaikan harga emas dunia dipicu ketegangan geopolitik dan inflasi AS.
  2. Peningkatan produksi emas nasional sebesar 8-10% pada 2024.
  3. Kebijakan dividen stabil dengan rata-rata payout ratio 30-40%.

“Investor bisa memilih saham emas berbasis pertumbuhan (seperti MDKA) atau dividen (seperti UNTR) sesuai profil risiko,” tambah Andi Wijaya.


Risiko Investasi Saham Emas

Meski menjanjikan, investasi saham emas tidak lepas dari risiko:

  • Volatilitas harga emas dunia yang dipengaruhi kebijakan Fed.
  • Biaya produksi tinggi, terutama untuk tambang open-pit.
  • Regulasi lingkungan yang ketat terkait aktivitas pertambangan.

Kesimpulan Analitis: Mengapa Saham Emas Masih Relevan?

Saham emas di BEI menawarkan kombinasi unik antara pertumbuhan dan stabilitas. Dari segi valuasi, rata-rata P/E ratio emiten ini berada di 12-15x, lebih rendah dibandingkan rata-rata sektor pertambangan global (18x). UNTR dan ANTM menjadi favorit analis karena fundamental kuat dan historis dividen konsisten.

Sementara itu, MDKA dan BRMS berpotensi memberikan capital gain tinggi jika proyek ekspansi tambang mereka berjalan sesuai target. Bagi investor pemula, HRTA bisa menjadi pilihan aman karena eksposur langsung ke permintaan perhiasan domestik yang tumbuh 7% per tahun.


Emiten dengan Fundamental Kuat

Dari 8 emiten emas di BEI, UNTR dan ANTM menonjol karena portofolio diversifikasi dan status sebagai blue-chip. Sementara MDKA dan BRMS berpotensi tinggi untuk capital gain meski berisiko lebih besar. Untuk jangka panjang, tren digitalisasi di HRTA dan ekspansi internasional PSAB patut diawasi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru