Geser Kebawah
BisnisProperti

LPKR Kehilangan Segmen Kunci, Laba Anjlok 99%

59
×

LPKR Kehilangan Segmen Kunci, Laba Anjlok 99%

Sebarkan artikel ini
LPKR Kehilangan Segmen Kunci, Laba Anjlok 99%
Pendapatan LPKR merosot 49% di semester I-2025 setelah segmen healthcare hilang dari portofolio, laba bersih anjlok 99%.

Hilangnya Segmen Healthcare Mengguncang Kinerja LPKR

JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menghadapi semester I-2025 yang penuh tekanan setelah kehilangan kontribusi dari segmen healthcare, yang sebelumnya menjadi tulang punggung pendapatan.

Pendapatan LPKR tercatat hanya Rp 4,03 triliun, anjlok 49,25% dibandingkan Rp 7,94 triliun pada periode sama tahun lalu.

Sponsor
Iklan

Struktur Pendapatan Berubah Drastis

Segmen real estate development kini menjadi penyumbang utama dengan Rp 3,45 triliun, diikuti segmen lifestyle sebesar Rp 659,21 miliar. Tidak ada lagi kontribusi dari healthcare, padahal pada semester I-2024 sektor ini menopang 50% pendapatan perseroan.

Hilangnya aliran pendapatan stabil dari rumah sakit dan layanan kesehatan membuat profil bisnis LPKR bergeser sepenuhnya pada sektor yang lebih siklikal dan sensitif terhadap tren pasar properti.

Laba Bersih Terjun Bebas

Beban pokok pendapatan menurun ke Rp 2,62 triliun dari Rp 4,53 triliun, namun penurunan pendapatan yang jauh lebih besar membuat laba bruto hanya Rp 1,40 triliun, susut 58,81% yoy.

Pos penghasilan lainnya juga jatuh drastis ke Rp 60,6 miliar dari Rp 21,14 triliun, menghapus kontribusi besar yang sebelumnya menopang kinerja tahun lalu.

Akibatnya, laba bersih LPKR hanya Rp 137,9 miliar, anjlok 99,3% dari Rp 19,88 triliun pada semester I-2024. Laba per saham dasar pun terjun ke Rp 1,95.

Rugi Selisih Kurs Memperburuk Situasi

LPKR mencatat kerugian selisih kurs Rp 18,61 miliar, berbalik dari keuntungan Rp 129,71 miliar tahun lalu. Tekanan ini menambah beban di tengah basis pendapatan yang mengecil.

Neraca dan Likuiditas Tetap Solid

Meski kinerja laba tertekan, total aset per 30 Juni 2025 justru naik menjadi Rp 54,65 triliun dari Rp 53,78 triliun di akhir 2024. Liabilitas meningkat tipis menjadi Rp 23,30 triliun, sedangkan ekuitas bertambah ke Rp 31,35 triliun.

Menariknya, kas dan setara kas melonjak menjadi Rp 6,5 triliun, naik signifikan dari Rp 1,6 triliun pada periode sama tahun lalu, memberi ruang manuver untuk strategi restrukturisasi portofolio.

Implikasi Strategis Bagi Investor

Perubahan struktur pendapatan ini berarti LPKR kini kehilangan salah satu sumber kas yang stabil. Dengan eksposur penuh pada sektor properti dan gaya hidup, volatilitas kinerja keuangan berpotensi meningkat.

Bagi investor, tantangan terbesar adalah menilai sejauh mana LPKR mampu mengompensasi hilangnya healthcare dengan proyek properti dan bisnis lifestyle yang lebih berisiko terhadap siklus ekonomi.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.