Geser Kebawah
ObligasiPasar

Kangaroo Bond Indonesia Jadi Strategi Baru Diversifikasi Utang

45
×

Kangaroo Bond Indonesia Jadi Strategi Baru Diversifikasi Utang

Sebarkan artikel ini
Kangaroo Bond Indonesia Jadi Strategi Baru Diversifikasi Utang
Penerbitan Kangaroo Bond Rp8,5 triliun membuka jalur diversifikasi pembiayaan Indonesia, sekaligus menandai kerja sama strategis dengan Australia.

Penerbitan Kangaroo Bond Indonesia

JAKARTA, BursaNusantara.com – Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan obligasi valuta asing berdenominasi dolar Australia atau Kangaroo Bond, dengan nilai A$800 juta setara Rp8,5 triliun pada Kamis (7/8/2025).

Instrumen baru ini langsung menyedot minat besar, dengan permintaan mencapai 10 kali lipat dari jumlah penerbitan, menandakan kuatnya selera investor asing terhadap surat utang Indonesia.

Sponsor
Iklan

UBS Group AG mencatat pemerintah menawarkan tenor 5 tahun dan 10 tahun, setelah pesanan yang masuk tembus A$7,97 miliar, menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu penerbit sovereign yang paling menarik di Asia.

Kangaroo Bond tidak hanya menjadi instrumen pendanaan, tetapi juga memperkuat cadangan devisa Indonesia, sekaligus membuka akses baru di pasar utang Australia yang selama ini jarang dijajaki pemerintah Asia Tenggara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan penerbitan ini dilakukan dengan sangat hati-hati karena merupakan debut perdana Indonesia di pasar dolar Australia.

Diversifikasi Sumber Pendanaan

Chief Economist Indonesia dan India HSBC Global Research Pranjul Bhandari menilai langkah ini sejalan dengan strategi diversifikasi pembiayaan pemerintah dan Bank Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Menurutnya, otoritas melihat permintaan terhadap instrumen semacam ini terus tumbuh, sehingga Kangaroo Bond bisa berkembang menjadi alternatif pendanaan berkelanjutan di masa depan.

Head of Equity Strategy Asia Pacific HSBC Global Research Herald van der Linde menambahkan, arus modal dari instrumen ini memang positif, meski pengaruhnya terhadap fundamental ekonomi belum terlalu besar.

Namun, ia menilai tingkat bunga dan daya tarik dolar Australia justru memberi nilai tambah, sebab mata uang tersebut dianggap lebih stabil dibanding banyak mata uang Asia lainnya yang rawan gejolak.

Martin Whetton, Kepala Strategi Pasar Keuangan Westpac Banking Corp, menekankan obligasi Indonesia dalam denominasi dolar Australia akan lebih atraktif karena mengombinasikan prospek pasar berkembang dengan mata uang negara maju.

Tren Pasar Obligasi Global

Pasar obligasi Kangaroo di Australia kini tengah berkembang pesat, dengan volume penjualan mencapai rekor A$39 miliar pada paruh pertama 2025, menurut data Bloomberg.

Lonjakan minat investor Asia menjadi faktor pendorong, sebab banyak institusi regional mencari diversifikasi aset di luar dolar AS maupun yen Jepang.

Korea Selatan sebelumnya sudah membuka jalan dengan penerbitan obligasi dolar Australia pada Desember 2024, sehingga langkah Indonesia kini memperkuat tren kehadiran negara Asia di pasar Kangaroo.

Ahli strategi sovereign Asia Robeco, Philip McNicholas, menyebut penerbitan Indonesia akan membentuk kurva baru di pasar obligasi Australia, memperkaya variasi sovereign bond dan memperluas pilihan investor global.

Dengan posisi strategis Indonesia, instrumen ini diproyeksikan mampu meningkatkan profil negara di mata investor, sekaligus memperdalam kerja sama keuangan bilateral dengan Australia.

Sinergi dengan Instrumen Valas Lain

Sebelum Kangaroo Bond, Indonesia sudah meluncurkan Samurai Bond senilai 103,2 miliar yen pada Mei 2025, menegaskan pola konsistensi dalam diversifikasi instrumen valas.

Pemerintah juga menyiapkan penerbitan Dimsum Bond berdenominasi yuan di luar negeri pada akhir tahun ini, menambah daftar variasi obligasi valas Indonesia di pasar global.

Langkah berlapis ini menjadi bagian dari strategi makro pemerintah, yakni menjaga stabilitas pembiayaan sekaligus memperkuat cadangan devisa menghadapi gejolak eksternal.

Sri Mulyani menegaskan, setiap penerbitan dilakukan melalui tahapan investor meeting hingga roadshow untuk memastikan kesiapan pasar dan minat investor internasional.

Penerbitan obligasi lintas mata uang juga menjadi bentuk nyata penguatan diplomasi keuangan Indonesia, mempererat hubungan strategis dengan mitra utama seperti Jepang, Tiongkok, dan Australia.

Prospek dan Implikasi ke Depan

Kangaroo Bond Indonesia dinilai menjadi tonggak baru yang bukan hanya menawarkan alternatif pembiayaan, tetapi juga menempatkan Indonesia di jalur penting integrasi pasar keuangan global.

Instrumen ini memberi ruang bagi investor asing untuk mengakses risiko Indonesia dengan lindung nilai lebih stabil lewat dolar Australia.

Ke depan, diversifikasi obligasi valas akan memperkuat posisi fiskal Indonesia, mengurangi ketergantungan pada dolar AS, serta memberi sinyal positif ke pasar mengenai pengelolaan utang yang adaptif.

Meski demikian, tantangan tetap ada pada pengendalian biaya bunga dan manajemen risiko kurs, terutama jika volatilitas global meningkat.

Investor kini menanti apakah penerbitan Kangaroo Bond hanya langkah simbolis atau justru awal dari kehadiran rutin Indonesia di pasar obligasi Australia.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Tinggalkan Balasan