Milyuner Masih Gunakan Cara Konvensional? Ini Rahasia Andry Hakim Raih Ratusan Miliar
JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Dalam dunia investasi saham yang semakin dipengaruhi teknologi, seorang milyuner seperti Andry Hakim justru mengaku masih mengandalkan metode konvensional.
Namun, bagaimana cara investor multibagger ini menggabungkan pendekatan manual dengan kemajuan AI? Simak analisis eksklusifnya!
Metode Konvensional vs Teknologi AI: Mana Lebih Efektif?
Andry Hakim, investor yang sukses mengantongi keuntungan hingga ribuan persen, mengungkapkan bahwa 90% aktivitas investasinya masih dilakukan secara manual. “Saya screening saham lewat berita, hitung valuasi manual, dan turun langsung ke lapangan,” ujarnya dalam wawancara eksklusif.
Namun, Hakim tak menampik potensi teknologi AI. “Jika ada tools yang bisa menyajikan data akuisisi atau corporate action secara otomatis, itu sangat membantu,” tambahnya. Menurutnya, AI seperti ChatGPT mempercepat riset, tetapi kebijaksanaan manusia tetap kunci utama.
Kunci Sukses: Turun ke Lapangan & Keyakinan Tinggi
Salah satu rahasia Hakim adalah kedisiplinan turun ke lapangan. Saat investasi di Pantai Indah Kapuk (PAKP), ia bahkan terbang ke Dubai untuk memastikan prospek bisnis mitra perusahaan. “Saya beli PAKP di harga Rp5.000, meski orang bilang mahal. Sekarang harganya Rp14.000,” ceritanya.
Keyakinan ini lahir dari analisis fundamental mendalam. “Saya tahu persis kenapa saham naik atau turun. Kalau turun, saya tahu siapa yang menjual,” tegasnya. Bagi Hakim, memahami laporan keuangan dan tren industri adalah skala prioritas 8/10.
Teknologi AI: Bantu Efisiensi, Bukan Gantikan Peran Manusia
Hakim mengakui AI membantu mempercepat pencarian data. Misalnya, menggunakan ChatGPT untuk identifikasi perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia. Namun, ia menegaskan: “AI tidak bisa menggantikan wisdom. Manusia harus tetap memutuskan.”
Ia juga memperingatkan risiko analisis teknikal di saham kecil. “Pola candlestick bisa dimanipulasi bandar. Fundamental lebih teruji,” jelasnya. Untuk pemula, Hakim menyarankan kombinasi keduanya: “Pakai AI untuk efisiensi, tapi tetap verifikasi secara manual.”
Mindset Investasi: Pelan tapi Pasti, Bukan Cepat Kaya
Menurut Hakim, mindset adalah fondasi utama. “Investasi itu membosankan, seperti kata Warren Buffett. Kalau seru, itu judi,” ujarnya. Di kelas pelatihannya, Hakim fokus membentuk pola pikir “buy low, hold forever” sebelum mengajarkan strategi teknis.
Ia mencontohkan kegagalan investasi di Bukalapak dan GoTo sebagai pembelajaran. “Harus berani cut loss. Rugi 10% lebih baik daripada kehilangan 70%,” tegasnya.
Langkah Praktis untuk Pemula: Gabung Kelas atau Belajar Mandiri?
Hakim menawarkan kelas hybrid (4 hari online + 1 hari offline) untuk pemula. “Ilmu sekolah tidak cukup. Sistem pendidikan diciptakan untuk jadi pekerja, bukan pebisnis,” kritiknya. Peserta kelasnya berasal dari berbagai negara, membuktikan metode ini bisa diadaptasi global.
Bagi yang tak bisa ikut kelas, Hakim menyarankan:
- Screening Saham: Fokus pada corporate action dan akuisisi.
- Hitung Valuasi: Bandingkan harga pasar dengan nilai intrinsik.
- Riset Lapangan: Kunjungi perusahaan atau mitra bisnisnya.
- Manfaatkan AI: Gunakan tools seperti ChatGPT untuk percepat riset, tetapi tetap kroscek data.
Kesimpulan: Konvensional + AI = Formula Sukses
Andry Hakim membuktikan bahwa metode konvensional masih relevan, terutama untuk saham undervalued. Namun, kolaborasi dengan teknologi AI bisa memangkas waktu riset hingga 50%. Bagi pemula, kuncinya adalah konsistensi, keberanian cut loss, dan adaptasi teknologi tanpa tergantung 100%.
Sumber: Wawancara eksklusif dengan Andry Hakim di Channel Youtube TRANSVISION OFFICIAL
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.