Prabowo Sentil Kebocoran Anggaran Pendidikan
JAKARTA, BursaNusantara.com – Presiden Prabowo Subianto menyoroti paradoks besar dalam dunia pendidikan Indonesia, di mana anggaran yang tergolong salah satu terbesar di dunia justru kerap bocor sebelum sampai ke daerah.
Di hadapan ribuan guru dan kepala sekolah rakyat, Prabowo mengingatkan bahwa besarnya anggaran tidak selalu menjadi alasan untuk bangga, sebab masalah kebocoran masih menjadi persoalan mendasar.
Ia menekankan agar tepuk tangan atas capaian anggaran besar jangan diberikan terlalu cepat, karena realitas di lapangan menunjukkan banyak dana hilang dalam proses distribusi.
Menurut Prabowo, fenomena ini bukan sekadar isu teknis, melainkan penyakit struktural yang harus segera dibenahi agar manfaat anggaran benar-benar dirasakan rakyat.
Komitmen Perbaikan Sekolah di Semua Jenjang
Prabowo menegaskan bahwa fokus pemerintahannya adalah memperbaiki sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sebagai bagian dari strategi nasional membenahi kualitas pendidikan.
Ia menyebutkan sekolah dasar, menengah, vokasi, hingga perguruan tinggi akan menjadi prioritas perbaikan agar tidak ada lagi ketimpangan fasilitas dan mutu.
Menurutnya, anggaran besar tidak akan berarti tanpa perbaikan nyata di lapangan, karena pendidikan adalah investasi jangka panjang bangsa.
Dalam pertemuan di JIExpo Kemayoran tersebut, Prabowo menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan bukan ditentukan angka di APBN, melainkan efektivitas distribusinya.
Daerah Lebih Paham Titik Kebocoran
Presiden mengakui bahwa pemerintah pusat tidak sepenuhnya mengetahui di mana titik kebocoran anggaran terjadi, sebab pihak di daerah lebih merasakan langsung.
Ia menyebut para kepala sekolah dan guru kerap menemukan ketidaksesuaian antara angka yang tercantum di atas kertas dengan realisasi di lapangan.
Prabowo pun mengingatkan bahwa kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius: hangusnya anggaran terjadi di mana dan mengapa bisa terus berulang.
Menurutnya, persoalan ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga dialami banyak negara lain sehingga diperlukan sistem pengawasan lebih ketat.
Belajar dari India
Prabowo menuturkan pengalamannya berdialog dengan tokoh asal India yang mengungkapkan masalah serupa terkait kebocoran dana bantuan pemerintah.
Tokoh tersebut menyebutkan, dari 100 rupee bantuan yang dialokasikan, hanya sekitar 15 rupee yang benar-benar sampai ke rakyat.
Namun, kondisi di India kini mulai membaik setelah sistem distribusi diperbaiki, sehingga dari 100 rupee kini sekitar 60 rupee bisa diterima langsung rakyat.
Prabowo menilai pengalaman tersebut bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia untuk memastikan dana publik sampai sepenuhnya ke sasaran.
Menjaga Anggaran Hingga ke Rakyat
Presiden menegaskan bahwa dengan anggaran pendidikan yang besar, pemerintah harus menjaga setiap rupiah agar tidak terbuang percuma.
Ia menekankan harapannya agar setiap 100 rupiah yang dianggarkan benar-benar bisa diterima masyarakat secara utuh.
Menurutnya, kejujuran, integritas, dan pengawasan ketat adalah kunci agar pendidikan Indonesia tidak lagi dirugikan oleh kebocoran dana.
Prabowo menutup dengan penegasan bahwa anggaran besar bukan sekadar kebanggaan, melainkan amanah yang harus dijaga demi masa depan generasi bangsa.