Geser kebawah untuk baca artikel
BisnisEnergiHeadline

Arab Saudi Lirik Nikel dan Mineral Kritis Indonesia

×

Arab Saudi Lirik Nikel dan Mineral Kritis Indonesia

Sebarkan artikel ini
Arab Saudi Lirik Nikel dan Mineral Kritis Indonesia
Indonesia dan Arab Saudi akan membahas kerja sama strategis di sektor mineral kritis dan industri tambang dalam pertemuan bilateral pekan ini.

JAKARTA, BursaNusantara.com – Pemerintah Indonesia akan menggelar pertemuan bilateral dengan Arab Saudi guna membahas penguatan kerja sama strategis, salah satunya di sektor sumber daya mineral kritis.

Pertemuan tersebut dijadwalkan berlangsung pekan ini antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef.

Sponsor

Sponsor

Fokus Pembahasan: Mineral Kritis dan Investasi Strategis

Menteri Bahlil mengungkapkan bahwa pertemuan ini bukan hanya sebatas kunjungan diplomatik, tetapi juga akan menyentuh isu substansial yang menjadi kepentingan bersama.

“Memang ada agendanya minggu ini… Sekadar bocoran, salah satu di antaranya adalah (pembahasan) mineral kritis,” ujar Bahlil di Jakarta, Selasa (15/4/2025).

Selain mineral kritis, pembahasan juga akan meliputi bentuk kerja sama ekonomi lainnya yang dinilai dapat saling menguntungkan. Arab Saudi diketahui memiliki kepentingan besar dalam memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku energi bersih, sejalan dengan agenda transisi energi global.

Pertemuan Tingkat Tinggi dan Keterlibatan Sektor Swasta

Menteri Al-Khorayef direncanakan akan bertemu sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri ESDM dan Menteri Perindustrian. Selain itu, ia juga akan berdialog dengan pelaku usaha strategis di sektor pertambangan nasional.

Salah satu nama yang dijadwalkan dalam pertemuan tersebut adalah Febriany Eddy, Direktur Utama dan CEO Vale Indonesia. Arab Saudi tercatat memiliki saham di perusahaan tambang nikel tersebut, dan tengah menjajaki potensi pengembangan infrastruktur serta eksplorasi lebih lanjut di Indonesia.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya Arab Saudi memperluas peran globalnya dalam rantai pasok energi bersih, termasuk baterai kendaraan listrik (EV).

Potensi Ekonomi dan Signifikansi Strategis

Menurut Kementerian Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, kunjungan ini dimaksudkan untuk memperkuat hubungan bilateral dan memperluas ruang investasi jangka panjang antara kedua negara. Indonesia, sebagai eksportir utama bahan bakar mineral, dinilai memiliki posisi yang sangat strategis.

Sepanjang 2024, nilai ekspor bahan bakar mineral Indonesia mencapai US$ 67 miliar atau sekitar Rp 1.124 triliun, sementara impor berada di angka US$ 38 miliar.

Volume perdagangan ini menjadi indikator bahwa kerja sama bilateral di sektor energi dan mineral masih memiliki ruang pertumbuhan yang signifikan.

Dengan latar belakang tersebut, kunjungan Menteri Al-Khorayef bukan sekadar seremoni, melainkan tonggak awal yang membuka peluang kerja sama jangka panjang bagi kepentingan energi masa depan kedua negara.