JAKARTA, BursaNusantara.com – Pemerintah Arab Saudi tengah mempersiapkan kunjungan resmi ke Indonesia melalui Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral, Yang Mulia Bandar Al-Khorayef.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mempererat kemitraan strategis antara kedua negara, khususnya dalam sektor industri, pertambangan, dan energi terbarukan.
Fokus pada Kolaborasi Strategis Sektor Tambang
Dalam siaran pers resmi yang diterima pada Jumat (11/4), Pemerintah Arab Saudi menegaskan komitmennya terhadap pengembangan kerja sama industri dengan Indonesia. Nilai perdagangan kedua negara pada 2023 tercatat melebihi US$6 miliar.
Baca Juga: Danamon Syariah Perkuat Ekosistem Haji & Umrah, Gandeng BPKH
Fokus utama dari kunjungan ini adalah memperluas kerja sama di sektor pertambangan. Indonesia tercatat sebagai eksportir utama bahan bakar mineral dengan nilai ekspor mencapai US$67 miliar.
Di sisi lain, Arab Saudi, melalui strategi Vision 2030, tengah gencar mengakselerasi pengembangan sektor energi baru dan terbarukan serta teknologi kendaraan listrik.
Bertemu Pemerintah dan Pelaku Industri Indonesia
Menteri Al-Khorayef dijadwalkan bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta Menteri Perindustrian RI. Ia juga akan melakukan dialog strategis dengan CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, dan CEO BioPharma, Shaqiq Akasya.
Baca Juga: Trump Kunjungi Arab Saudi, “Menjinakan Kembali Arab” Bisnis Besar
Arab Saudi sudah memulai langkah konkret dengan melakukan investasi pada Vale Indonesia, produsen nikel utama dunia yang menjadi komoditas strategis dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV).
Sinergi Ekonomi dan Teknologi untuk Transisi Energi
Arab Saudi melihat Indonesia sebagai mitra penting dalam memastikan pasokan sumber daya strategis untuk mendukung revolusi energi bersih global. Kerja sama ini membuka peluang ekspansi eksplorasi tambang, penguatan infrastruktur, dan transfer teknologi.
Indonesia sendiri menargetkan kenaikan nilai ekspor hingga US$405 miliar pada 2029. Arab Saudi diharapkan menjadi mitra kunci dalam mencapai target tersebut, sejalan dengan peningkatan ekspor dan investasi dua arah.
Baca Juga: Arab Saudi Guncang Pasar Minyak: Harga Tertinggi Sejak 2022
Penguatan Perdagangan Halal dan Industri Pangan
Selain pertambangan, kerja sama juga menyentuh sektor makanan halal. Indonesia, melalui Indofood, telah lama eksis di Arab Saudi dan kini menjadi bagian dari ekosistem Jeddah Food Cluster, kawasan klaster pangan halal terbesar di dunia.
Pada Desember 2023, kedua negara menandatangani MoU kerja sama jaminan dan sertifikasi halal. Kolaborasi ini ditujukan untuk menyelaraskan standar halal dan memperluas akses pasar Indonesia di kawasan GCC.
Babak Baru Hubungan Ekonomi Dua Negara
Kunjungan Menteri Bandar Al-Khorayef tidak hanya menjadi simbol diplomasi ekonomi, tetapi juga menandai era baru kerja sama strategis antara dua negara besar.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Usai Trump Kembali Tekankan Produksi AS
Dengan menjadikan industri tambang, energi bersih, dan sektor halal sebagai pilar kolaborasi, Indonesia dan Arab Saudi memperkuat pondasi kemitraan jangka panjang yang inklusif dan berkelanjutan.
Langkah ini diprediksi menjadi salah satu tonggak penting dalam membentuk masa depan ekonomi regional yang lebih tangguh dan kompetitif secara global.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru