Geser kebawah untuk baca artikel
BankKeuangan

Bank Muamalat Indonesia Wealth Prosperity: Peluang Investasi di Tengah Tantangan Ekonomi 2025

×

Bank Muamalat Indonesia Wealth Prosperity: Peluang Investasi di Tengah Tantangan Ekonomi 2025

Sebarkan artikel ini
bank muamalat indonesia wealth prosperity peluang investasi di tengah tantangan ekonomi 2025
Bank Muamalat Indonesia Wealth Prosperity 2024 mengupas peluang investasi 2025 di tengah tantangan global. Sukuk dan stabilitas domestik jadi kunci pertumbuhan ekonomi.

JAKARTA, Bursa Nusantara Official Memasuki tahun 2025, Indonesia menghadapi tantangan perekonomian global yang dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik serta perlambatan ekonomi domestik. Untuk menghadapi situasi tersebut, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menggelar acara tahunan bertajuk Bank Muamalat Indonesia Wealth Prosperity 2024 pada 5 Desember 2024. Agenda ini bertujuan memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan peluang investasi kepada para nasabah prioritas.

Dedy Suryadi Dharmawan, SEVP Retail Banking Bank Muamalat, menjelaskan bahwa tema acara tahun ini adalah “Arah Kebijakan Ekonomi Pemerintah dan Iklim Investasi 2025 untuk Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%.” Melalui acara ini, Bank Muamalat memberikan wawasan strategis untuk membantu nasabah beradaptasi dengan dinamika ekonomi yang berubah cepat.

Peluang dan Tantangan Ekonomi di 2025

Editor in Chief Investor Daily, Djaka Susila, memaparkan bahwa perekonomian global pada 2025 akan diwarnai ketidakpastian, terutama pasca terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Kebijakan perang dagang yang diterapkannya diprediksi dapat memengaruhi ekspor Indonesia dan mengurangi aliran investasi asing ke Tanah Air.

Namun, Djaka menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menarik investasi asing dari perusahaan yang merelokasi operasi mereka. Stabilitas domestik harus dijaga agar Indonesia menjadi tujuan investasi alternatif yang menarik di tengah situasi global yang penuh risiko.

Dari dalam negeri, Djaka menyoroti beberapa tantangan, termasuk lemahnya daya beli masyarakat, lesunya sektor manufaktur, dan ketahanan kelas menengah yang rentan. Hal-hal ini menjadi perhatian utama dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.

Peranan Sukuk dalam Mendorong Investasi

Suluh Tripambudi Rahardjo, Head of Investment Specialist & Kepala Unit Pengelola Investasi Syariah di Insight Investment Management, menyatakan bahwa sektor keuangan syariah, khususnya sukuk, berpotensi menjadi katalis utama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bahwa potensi pasar sukuk di Indonesia masih besar, dengan porsi pasar yang hanya mencapai kurang dari 20% dari total obligasi yang beredar.

Suluh menambahkan bahwa surat berharga syariah negara (SBSN) memiliki supply dan demand yang stabil. Di sisi lain, sukuk korporasi diperkirakan akan mengalami peningkatan penerbitan tahun depan karena kebutuhan pembiayaan modal kerja korporasi.

“Kinerja historis sukuk korporasi seringkali mengungguli instrumen lainnya, sehingga memberikan daya tarik tersendiri bagi investor,” jelas Suluh.

Strategi Investasi Menghadapi Geopolitik

Reza Fahmi, VP of Retail Marketing & Product Development di Henan Putihrai Asset Management, mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik cenderung memengaruhi pergerakan pasar saham. Ia menyarankan investor untuk lebih selektif dalam memilih aset berbasis saham, terutama dengan mempertimbangkan volatilitas pasar akibat ketidakpastian global.

“Kami cenderung menghindari saham dengan volatilitas tinggi dan lebih fokus pada saham yang memberikan kinerja konsisten,” ujarnya.

Acara Bank Muamalat Indonesia Wealth Prosperity 2024 memberikan perspektif strategis kepada nasabah prioritas dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang investasi di 2025. Dengan sinergi antara stabilitas domestik, pengembangan sektor syariah, dan strategi investasi yang tepat, Indonesia dapat menghadapi tantangan ekonomi global dengan optimisme.