Tekanan Pasar Tak Goyahkan Momentum Bullish Bitcoin
JAKARTA, BursaNusantara.com – Meskipun harga aset digital utama seperti Bitcoin dan Ethereum kembali terkoreksi, sinyal penguatan pasar kripto masih terpantau hidup.
Pergerakan konsolidatif Bitcoin di atas ambang psikologis US$ 100 ribu menandai kepercayaan investor jangka menengah tetap terjaga.
Data Coinmarketcap mencatat, pada Jumat (30/5/2025) pukul 06.30 WIB, kapitalisasi pasar kripto global terkikis 0,69% menjadi US$ 3,37 triliun dalam 24 jam terakhir.
Bitcoin (BTC) memimpin penurunan dengan pelemahan harian 1,39% ke level US$ 105.960 atau sekitar Rp 1,72 miliar (dengan asumsi kurs Rp 16.294).
Ethereum dan Altcoin Ikut Koreksi
Ethereum (ETH), sebagai kripto terbesar kedua, turun tipis 0,11% dan kini diperdagangkan di level US$ 2.646 per koin. Binance Coin (BNB) juga mencatat pelemahan sebesar 0,84% ke harga US$ 680 per koin.
Penurunan ini menandai momen konsolidasi setelah reli signifikan yang terjadi sejak April. Harga BTC bahkan sempat menyentuh titik terendahnya dalam sembilan hari terakhir pada Kamis sore, menandakan fase koreksi sehat usai reli.
Namun, momentum jangka menengah dinilai masih kuat. Hal ini tercermin dari ketangguhan Bitcoin yang telah 20 hari berturut-turut bertahan di atas US$ 100 ribu.
Menurut analis dari LMAX Group, ini adalah sinyal teknikal yang menggambarkan optimisme pasar terhadap arah harga BTC ke depan.
Saham Kripto Lesu, Penambang Terdampak Paling Dalam
Performa saham-saham terkait aset digital tidak jauh berbeda. Coinbase (COIN), sebagai platform exchange kripto terbesar yang terdaftar di bursa, mengalami penurunan 2,7%.
Sementara MicroStrategy (MSTR), perusahaan yang dikenal sebagai pemegang besar Bitcoin institusional, justru menguat 0,8%.
Kontras terjadi di sektor penambangan kripto. Saham-saham perusahaan seperti Bitfarms (BITF), Bit Digital (BTBT), CleanSpark (CLSK), dan Greenidge Generation Holding (GREE) mengalami koreksi cukup dalam, masing-masing anjlok sekitar 4% dalam sehari.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan tidak hanya terasa di harga aset digital, namun juga menyebar ke saham-saham emiten yang bergerak di ekosistem blockchain dan penambangan Bitcoin.
Ketidakpastian Eksternal Perbesar Risiko Pasar
Sementara itu, dinamika di pasar modal tradisional juga memberi tekanan tersendiri. Bursa saham Amerika Serikat kembali terkoreksi usai pengadilan membatalkan kebijakan tarif global era pemerintahan Donald Trump.
Langkah pemerintah AS yang langsung mengajukan banding memperkuat sinyal ketidakpastian dagang, membuat investor mengadopsi pendekatan wait and see.
Analis LMAX Group, Joel Kruger, menilai tensi perdagangan bisa menjadi katalis penting bagi volatilitas pasar ke depan.
Menurut Kruger, tenggat 9 Juli yang ditetapkan untuk mencapai kesepakatan dagang akan menjadi perhatian utama pelaku pasar. Namun ia tetap optimistis pada prospek jangka menengah aset digital, terutama Bitcoin.
“Bitcoin tetap tangguh di paruh akhir pekan ini, bergerak konsolidatif di bawah puncaknya dan terus bertahan di atas US$ 100 ribu selama 20 hari berturut-turut. Ini menegaskan adanya momentum bullish yang kuat,” jelas Kruger.
Bitcoin tampaknya tengah menyusun fondasi untuk kenaikan lanjutan, meski koreksi jangka pendek tidak dapat dihindari. Stabilitas di atas level psikologis menjadi bukti bahwa sentimen positif belum sepenuhnya luntur di kalangan pelaku pasar kripto.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi