JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Sunarso, membahas fundamental perusahaan, harga saham, dan kebijakan dividen dalam wawancara eksklusif di Podcast Hermanto Tanoko.
Dalam sesi tersebut, Sunarso menekankan pentingnya fundamental kuat sebagai landasan stabilitas BRI di tengah tantangan ekonomi global.
“Dalam situasi yang tidak mudah, kami berusaha mempertahankan profitabilitas dan laba yang sama dengan tahun lalu,” ujar Sunarso dalam kutipan wawancara pada Sabtu (18/1/2025).
Pernyataan ini menunjukkan optimisme BRI dalam menjaga performa keuangan meski dihadapkan pada kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.
Fundamental BRI Masih Solid
Sunarso mengungkapkan bahwa rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BRI saat ini mencapai lebih dari 26%. Menurutnya, angka ini memberikan ruang cukup luas untuk penggunaan modal hingga 7% dalam lima tahun ke depan.
“Dengan CAR sebesar 26%, laba BRI tidak perlu ditahan untuk memperkuat permodalan. Artinya, berapa pun laba yang diperoleh dapat dibagi sehingga return on equity (ROE) tetap berada di kisaran 19-20%,” jelas Sunarso.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa posisi seperti ini sangat jarang ditemukan di dunia perbankan global, di mana bank memiliki modal yang kuat sekaligus tingkat pengembalian ekuitas yang tinggi.
Saham BBRI dan Faktor Eksternal
Namun, dalam wawancara tersebut, Sunarso juga membahas penurunan harga saham BBRI. Ia menjelaskan bahwa faktor eksternal, seperti fluktuasi nilai tukar, menjadi salah satu penyebab utama.
“Investor asing sangat mempertimbangkan nilai tukar. Jika terjadi kejatuhan nilai tukar, mereka khawatir capital gain akan terkoreksi oleh penurunan tersebut,” imbuhnya.
Meski demikian, Sunarso menegaskan bahwa fundamental internal BRI tetap kokoh. Ia meyakini bahwa selama perusahaan menjaga performa internalnya, dampak dari faktor eksternal dapat diminimalkan.
Kebijakan Dividen yang Menarik
Sunarso juga mengungkapkan bahwa BRI berkomitmen untuk memberikan dividen kepada pemegang saham secara konsisten. Dengan CAR yang kuat, laba BRI tidak perlu ditahan sepenuhnya untuk memperkuat modal, sehingga perusahaan tetap dapat memberikan nilai tambah kepada investor.
“Kami pastikan, berapa pun laba yang diperoleh, harus dibagi untuk menjaga ROE tetap optimal,” katanya.
Respon Positif Pasar
Pernyataan Sunarso mendapat perhatian positif dari berbagai kalangan, termasuk para analis pasar modal. Mereka menilai bahwa langkah strategis BRI dalam menghadapi tantangan eksternal dapat memberikan kepercayaan kepada investor, baik domestik maupun asing.
Sementara itu, saham BBRI diprediksi akan tetap menarik bagi investor jangka panjang, terutama dengan prospek dividen yang stabil dan fundamental perusahaan yang kuat.
Dalam podcast tersebut, Sunarso membuktikan bahwa BRI tetap menjadi institusi perbankan yang tangguh. Dengan fundamental kuat, kebijakan dividen yang menguntungkan, dan kemampuan menghadapi tantangan eksternal, BRI terus menunjukkan performa terbaiknya di pasar.
Bagi para investor, ini adalah momentum untuk terus mencermati langkah strategis BRI dan mengambil peluang investasi yang menjanjikan di tengah dinamika pasar.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.