JAKARTA, BursaNusantara.com – Unit usaha syariah milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), BTN Syariah (BVIC), menunjukkan performa positif jelang transformasinya menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Pada kuartal I-2025, BTN Syariah mencatat laba bersih sebesar Rp199 miliar, meningkat 21,1 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp164 miliar.
Kinerja Positif Dorong Kepercayaan Spin-Off
Pertumbuhan laba ini tidak lepas dari peningkatan pembiayaan yang signifikan. Hingga Maret 2025, pembiayaan BTN Syariah tumbuh 18,2 persen secara tahunan menjadi Rp46,26 triliun dari Rp39,13 triliun pada kuartal I-2024.
Kinerja ini diperkuat oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga mencatat pertumbuhan double digit sebesar 19,9 persen menjadi Rp51,39 triliun.
Dengan performa tersebut, total aset BTN Syariah ikut terdongkrak menjadi Rp61,19 triliun, naik 11,6 persen dari Rp54,84 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan kinerja ini menjadi fondasi kuat untuk menyongsong pemisahan BTN Syariah menjadi entitas BUS tersendiri.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa penguatan fundamental BTN Syariah akan menjadi bekal penting dalam fase transisi ke status bank umum syariah penuh pada semester kedua tahun ini.
Aksi Korporasi Akuisisi BVIS
Sebagai bagian dari proses spin-off, BTN telah mendapatkan restu RUPST untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Aksi korporasi ini ditujukan sebagai langkah strategis dalam merestrukturisasi BTN Syariah menjadi BUS yang mandiri dan solid.
Persetujuan tersebut membuka jalan bagi BTN untuk mengajukan perizinan akuisisi kepada otoritas terkait. Sebelumnya, pada 20 Januari 2025, BTN telah menandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) dengan para pemegang saham BVIS.
Dalam perjanjian tersebut, BTN akan mengambil alih 100 persen saham BVIS dari PT Victoria Investama Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, serta Balai Harta Peninggalan Jakarta, dengan nilai total Rp1,06 triliun.
Nixon menegaskan bahwa seluruh pendanaan untuk transaksi ini berasal dari dana internal BTN yang sudah dialokasikan dalam rencana bisnis, mencerminkan kesiapan perusahaan dalam ekspansi sektor syariah nasional secara optimal.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi