Geser kebawah untuk baca artikel
BisnisEnergiHeadline

Defisit Gas PGAS: Tantangan dan Strategi 2025

×

Defisit Gas PGAS: Tantangan dan Strategi 2025

Sebarkan artikel ini
defisit gas pgas tantangan dan strategi 2025 kompres
PGAS hadapi defisit pasokan gas tahun 2025 dengan strategi penghematan dan diversifikasi pasokan, meski proyeksi operasional menurun. Baca ulasannya - Lengkap

JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menghadapi tantangan serius pada tahun 2025. Defisit pasokan gas yang berlanjut menjadi salah satu “kerikil tajam” bagi kinerja perusahaan.

Penurunan volume transmisi dan regasifikasi gas diproyeksikan akan menekan kinerja operasional, sehingga manajemen harus mengencangkan ikat pinggang dengan menyesuaikan target-target yang telah ditetapkan.

Kondisi ini memaksa PGAS untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap strategi bisnis dan operasional demi mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar gas domestik dan internasional.

Penurunan Volume Transmisi dan Regasifikasi

Menurut proyeksi internal, volume transmisi gas PGAS diperkirakan turun sebesar 7% year-on-year (yoy) menjadi 1.435 MMSCFD.

Hal ini menunjukkan bahwa pasokan gas yang tersedia untuk didistribusikan tidak akan memenuhi target yang sebelumnya ditetapkan. Selain itu, proyeksi regasifikasi gas juga mengalami penurunan drastis, mencapai 168 BBTUD dari penurunan sebesar 15,6% yoy.

Bahkan, dalam riset yang dipublikasikan oleh CGS International Sekuritas Indonesia, terdapat indikasi lebih lanjut bahwa angka regasifikasi bisa turun menjadi 165 BBTUD.

Penurunan ini diduga terkait dengan keterbatasan kapasitas di Unit Penyimpanan dan Regasifikasi Terapung (FSRU) Lampung, yang merupakan salah satu fasilitas penunjang utama operasional PGAS.

Penyesuaian Target Operasional dan Produksi

Seiring dengan berkurangnya pasokan gas, PGAS juga harus menyesuaikan target kinerja operasionalnya. Manajemen menyatakan bahwa penurunan produksi minyak dan gas merupakan penyesuaian yang alami.

Rencana pengeboran sumur gas yang telah ditetapkan turut mempengaruhi angka produksi. Proyeksi lifting hulu pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 17.233 BOPED, menurun dibandingkan estimasi tahun 2024 yang mencapai 20.400 BOEPD.

Bahkan, analisis dari CGS International sebelumnya menaksir angka tersebut bisa mencapai 23.100 BOPED, sehingga perbedaan antara proyeksi manajemen dan estimasi analis menciptakan ketidakpastian pasar.

Manajemen PGAS juga menyampaikan bahwa aset gas di Amerika Serikat, khususnya Fasken, terdampak oleh penurunan harga gas yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga menambah beban operasional perusahaan.

Strategi Penghematan dan Diversifikasi Pasokan

Dalam menghadapi defisit pasokan, PGAS telah menetapkan beberapa strategi untuk mengatasi tantangan operasional di tahun 2025.

Salah satu langkah penting adalah menggenjot porsi Liquefied Natural Gas (LNG) menjadi 20% dari total volume pasokan. Langkah ini diambil sebagai alternatif untuk memenuhi kekurangan pasokan yang terjadi akibat penurunan aliran gas dari beberapa lapangan utama, seperti Blok Corridor, PEP Sumatra Selatan, PEP Jawa Barat, dan PHE Jambi Merang.

Dengan mengandalkan LNG, PGAS berharap dapat meningkatkan pendapatan, di mana pendapatan per unit gas ditargetkan mencapai US$ 2,2 per MMBTU seperti yang telah dicapai pada kuartal III-2024.

Strategi ini juga bertujuan untuk mempertahankan margin distribusi yang tetap lebih besar dari US$ 2 per MMBTU, sehingga perusahaan dapat mengatasi tekanan defisit pasokan dengan lebih optimal.

Peran Kuota Gas dan Kebijakan HGBT

Defisit pasokan gas juga membawa perhatian pada mekanisme pengalokasian kuota gas yang diatur oleh pemerintah. PGAS mematok spread distribusi gas pada tahun 2025 relatif sama seperti tahun 2024, yaitu sebesar US$ 1,6-1,8 per MMBTU.

Penetapan harga ini diambil dengan pertimbangan keterbatasan pasokan, terutama di wilayah Jawa Barat. Selain itu, kemampuan pelanggan dalam membayar harga LNG juga menjadi faktor krusial.

Menurut CGS International, PGAS meyakini pemerintah akan lebih selektif dalam mengalokasikan kuota terkait harga gas bumi tertentu (HGBT).

Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan ruang bagi perusahaan untuk mempertahankan stabilitas operasional meski terjadi fluktuasi harga di pasar global.

Analis dari Ciptadana Sekuritas Asia, Arief Budiman, menyampaikan bahwa kenaikan harga HGBT menjadi US$ 6,5 per MMBTU berpotensi meningkatkan proyeksi laba bersih PGAS tahun 2025 sebesar 15,2%. Angka tersebut dapat menjadi katalis bagi revisi rating dan target harga saham PGAS di masa depan.

Dengan demikian, meskipun terjadi defisit pasokan yang berkepanjangan, langkah-langkah strategis ini dapat membantu perusahaan mengurangi dampak negatif terhadap volume distribusi.

Investasi Modal dan Pengembangan Jaringan

Untuk mengantisipasi tantangan pasokan gas, PGAS telah mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 338 juta untuk tahun 2025. Sekitar 67% dari dana tersebut akan difokuskan untuk memperluas jaringan gas bumi, termasuk penambahan 200.000 sambungan baru di wilayah Sumatera dan Jawa.

Perluasan jaringan ini tidak hanya diharapkan mengatasi defisit pasokan, tetapi juga berpotensi menghemat subsidi LPG pemerintah hingga ratusan miliar rupiah.

Sisanya, 33% dari capex dialokasikan untuk pengembangan segmen hulu migas. Rencana tersebut meliputi eksplorasi lanjutan di WK Pangkah, Ketapang, dan Fasken, serta perpanjangan kontrak di WK Muara Bakau.

Direktur Keuangan PGN, Fadjar Harianto Widodo, menambahkan bahwa PGN menargetkan pertumbuhan volume penyaluran gas hingga 12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Target ini diharapkan dapat dicapai dengan didorong oleh permintaan dari kawasan industri utama di Jawa dan Sumatera, serta melalui pengembangan pipa gas strategis seperti Pipa Tegal–Cilacap dan pipa minyak Cikampek–Plumpang yang mendukung distribusi BBM.

Penguatan Pasar Global dan Kerjasama LNG Internasional

PGAS tidak hanya fokus pada pasar domestik, tetapi juga aktif menjalankan bisnis perdagangan LNG di pasar internasional. Kerjasama kontrak LNG yang telah ada menjadi salah satu pilar utama dalam strategi penguatan posisi perusahaan di pasar global.

Dengan diversifikasi sumber pasokan melalui peningkatan porsi LNG, PGAS berupaya mengurangi ketergantungan pada pasokan domestik yang semakin menipis.

Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan serta memberikan stabilitas bagi kinerja keuangan perusahaan, khususnya di tengah situasi defisit pasokan yang berkepanjangan.

Para analis menilai bahwa diversifikasi pasokan, terutama melalui peningkatan porsi LNG, akan sangat membantu dalam menjaga margin distribusi.

Strategi ini juga memungkinkan PGAS untuk mempertahankan kepercayaan investor, yang merupakan faktor krusial dalam menjaga rating dan target harga saham perusahaan.

Masa Depan Cerah PGAS: Peluang dan Strategi Terintegrasi

Dalam riset terbarunya, CGS International Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi “add” untuk saham PGAS dengan target harga Rp 1.800. Rekomendasi tersebut didasarkan pada ekspektasi laba bersih yang lebih tinggi karena perbaikan margin distribusi gas.

Sementara itu, Ciptadana Sekuritas mempertahankan peringkat “hold” dengan target harga Rp 1.650, sambil menantikan keputusan baru terkait perpanjangan kebijakan HGBT.

Optimisme pasar ini mencerminkan keyakinan bahwa langkah-langkah strategis PGAS dalam mengatasi defisit pasokan akan membawa peningkatan kinerja dan potensi revisi rating di masa depan.

PGAS telah menyiapkan berbagai inisiatif antisipatif, termasuk penyesuaian target operasional, peningkatan efisiensi melalui inovasi teknologi, serta diversifikasi sumber pasokan.

Semua langkah tersebut tidak hanya fokus untuk mengatasi defisit pasokan gas, tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan di industri migas.

Keberhasilan strategi ini nantinya akan bergantung pada respons perusahaan terhadap dinamika pasar serta sinergi dengan regulator dan mitra bisnis.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru