JAKARTA, BursaNusantara.com – Emiten ritel milik Salim Group, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp70,92 miliar dari total laba bersih Rp1,07 triliun sepanjang tahun buku 2024.
Keputusan tersebut diambil melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) yang digelar pada 25 Juni 2025.
Investor Kantongi Rp5 per Lembar, Perseroan Tahan 93% Laba
Dari total laba bersih, DNET hanya menyisihkan 6,62 persen untuk dividen.
Para pemegang saham akan menerima pembagian sebesar Rp5 per saham.
Alokasi ini tergolong konservatif dibandingkan kinerja laba bersih yang mencapai triliunan rupiah.
Sementara itu, sebesar Rp1 miliar atau 0,09 persen dari laba bersih digunakan sebagai dana cadangan wajib.
Sebanyak Rp1 triliun atau 93,29 persen dari laba bersih dibukukan sebagai laba ditahan.
Langkah ini mengindikasikan fokus manajemen terhadap pertumbuhan jangka panjang melalui ekspansi internal.
Jadwal Dividen Ditetapkan, Pembayaran Akhir Juli
Jadwal pembagian dividen telah ditetapkan dengan tahapan detail sesuai ketentuan pasar.
Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 4 Juli 2025.
Ex dividen untuk kedua pasar tersebut akan berlangsung pada 7 Juli 2025.
Sementara cum dividen pasar tunai ditetapkan pada 8 Juli 2025 dan ex dividen pada 9 Juli 2025.
Investor yang tercatat dalam daftar pemegang saham pada 8 Juli 2025 pukul 16.00 WIB berhak atas dividen ini.
Pembayaran dividen akan dilakukan pada 30 Juli 2025 melalui rekening efek masing-masing investor.
Strategi Laba Ditahan: Indoritel Kunci Pertumbuhan Organik
Alokasi laba ditahan sebesar Rp1 triliun menyiratkan fokus strategis DNET untuk memperkuat struktur bisnisnya.
Dari perspektif analis pasar, langkah ini menggambarkan kehati-hatian dalam menjaga likuiditas dan kesiapan ekspansi.
Di tengah tekanan sektor ritel yang masih volatil, penguatan ekuitas internal menjadi pilihan rasional.
Total ekuitas perseroan per akhir 2024 tercatat sebesar Rp14,23 triliun.
Sementara saldo laba ditahan yang belum memiliki alokasi penggunaan mencapai angka fantastis: Rp1 triliun.
Ini menjadi amunisi utama DNET untuk akuisisi strategis maupun peningkatan kepemilikan di jaringan usaha ritel seperti Indomaret.
Minimnya Dividen Bukan Sinyal Lemah, Tapi Arah Baru
Kebijakan dividen rendah kerap dimaknai negatif oleh sebagian investor ritel.
Namun, dalam konteks DNET, kebijakan ini merupakan cerminan dari pergeseran fokus.
Sebagai induk usaha dari entitas ritel besar seperti Indomaret, DNET memiliki potensi penguatan nilai jangka panjang.
Dengan mempertahankan sebagian besar laba, DNET membuka ruang fleksibilitas untuk membiayai pertumbuhan tanpa tergantung pada pembiayaan eksternal.
Hal ini memberi sinyal positif bagi investor institusi jangka panjang yang lebih mengutamakan pertumbuhan nilai dibanding dividen sesaat.
Salim Group Masih Pegang Kendali, Investor Tunggu Langkah Selanjutnya
Sebagai entitas usaha yang berada di bawah naungan Salim Group, Indoritel berpeluang besar untuk sinergi lintas sektor.
Langkah menahan sebagian besar laba tahun buku 2024 bisa jadi awal dari manuver akuisisi lanjutan atau peningkatan sinergi digital-rantai pasok.
Investor kini mengalihkan fokus dari besaran dividen ke arah alokasi strategis dari laba ditahan.
Dengan latar kekuatan keuangan yang solid, ruang gerak DNET masih terbuka lebar di tengah transformasi sektor ritel dan distribusi nasional.
Langkah ini juga dapat menjadi katalis peningkatan nilai kapitalisasi pasar dalam jangka menengah.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.