Electrum: Alasan di Balik Keputusan Belum IPO
JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Dalam wawancara terbaru di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (21/1/2025), Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) sekaligus Komisaris Electrum, Pandu Patria Sjahrir, memberikan pernyataan terkait rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Electrum.
Pandu menyebut bahwa Electrum, perusahaan motor listrik terkemuka, belum akan melantai di bursa dalam waktu dekat.
“IPO Electrum belum ada waktunya, IPO-nya belum dijalankan,” ujar Pandu. Ia menambahkan, dalam satu hingga dua tahun ke depan, rencana IPO tersebut masih belum menjadi prioritas. Penetrasi pasar motor listrik yang saat ini relatif rendah di Indonesia menjadi alasan utama di balik keputusan ini.
Fokus pada Penjualan dan Infrastruktur
Electrum saat ini lebih memilih untuk memusatkan perhatian pada peningkatan penjualan motor listrik dan pengembangan infrastruktur pendukung.
Pandu mengungkapkan bahwa permintaan motor listrik di Indonesia masih dalam tahap awal. Karena itu, perusahaan lebih berfokus pada penyediaan produk berkualitas tinggi dan penguatan infrastruktur, seperti stasiun penukaran baterai (battery swapping station).
“Jadi kalau semua suka, baru nanti kami pikirkan soal Tbk [menjadi perusahaan terbuka], tapi memang sudah kami harus mulai mikir rencana kapan kami untuk mulai Tbk,” lanjut Pandu.
Pendanaan Besar untuk Akselerasi Motor Listrik
Electrum telah mendapatkan dukungan pendanaan sebesar USD 15 juta dari beberapa lembaga keuangan besar, termasuk Asian Development Bank (ADB), Bank DBS Indonesia, dan Australian Climate Finance Partnership (ACFP) yang dikelola oleh ADB. Rinciannya, masing-masing institusi menyumbang USD 5 juta.
Pendanaan ini akan digunakan untuk:
- Pengadaan Motor Listrik: Menyediakan produk motor listrik berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar.
- Pembangunan Stasiun Penukaran Baterai: Menambah jumlah stasiun di seluruh Indonesia untuk mendukung kenyamanan pengguna.
Manajemen TOBA menegaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk mempercepat adopsi motor listrik di Tanah Air, sekaligus mendukung target pemerintah dalam menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lebih maju.
Tantangan Penetrasi Motor Listrik di Indonesia
Pandu mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya penetrasi motor listrik di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Harga Motor Listrik: Masih relatif tinggi dibandingkan motor konvensional.
- Ketersediaan Infrastruktur: Terbatasnya stasiun pengisian dan penukaran baterai.
- Kesadaran Konsumen: Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang manfaat motor listrik.
“Ketika permintaan sudah lebih tinggi dan masyarakat mulai nyaman dengan motor listrik, baru kami akan mempertimbangkan IPO,” kata Pandu.
Masa Depan Electrum dan Prospek IPO
Meski IPO Electrum masih menjadi wacana di masa depan, perusahaan ini telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung transformasi energi di Indonesia.
Dengan fokus pada pengembangan produk, investasi infrastruktur, dan edukasi masyarakat, Electrum berharap dapat membangun fondasi yang kuat sebelum melangkah menjadi perusahaan terbuka.
Dalam beberapa tahun mendatang, langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat mendorong peningkatan adopsi motor listrik di Indonesia. Jika penetrasi pasar meningkat secara signifikan, peluang untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pun akan semakin terbuka.
Kesimpulan
Electrum memilih untuk tidak terburu-buru dalam mengambil langkah IPO, dengan fokus pada pembangunan ekosistem motor listrik yang solid. Pendanaan USD 15 juta dari mitra internasional menjadi bukti nyata dukungan terhadap visi perusahaan. Dengan pendekatan strategis ini, Electrum diharapkan dapat menjadi pionir dalam industri kendaraan listrik Indonesia.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.