Geser kebawah untuk baca artikel
KomoditasPasar

Emas Melesat ke US$ 2.800: Rekor Baru dan Dampaknya

×

Emas Melesat ke US$ 2.800: Rekor Baru dan Dampaknya

Sebarkan artikel ini
emas melesat ke us$ 2.800 rekor baru dan dampaknya kompres
Harga emas mencapai rekor tertinggi US$ 2.800 per ons, didorong oleh ketidakpastian global dan ancaman tarif baru dari Presiden AS Donald Trump.

NEW YORK, Bursa.NusantaraOfficial.com – Harga emas terus mengalami kenaikan signifikan hingga mencapai rekor baru di level US$ 2.800 per ons. Kenaikan ini mencerminkan lonjakan permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Faktor utama yang mendorong reli harga emas adalah ancaman tarif baru yang diajukan oleh Presiden AS Donald Trump, yang memicu keresahan di pasar keuangan.

Rekor Tertinggi dalam Dua Hari Beruntun

Pada Jumat (31/1/2025), harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 2.801,29 per ons setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi di US$ 2.817,23.

Rekor sebelumnya dicetak sehari sebelumnya, pada Kamis (30/1/2025), di angka US$ 2.798,24. Di sisi lain, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 0,4% di US$ 2.835, namun masih diperdagangkan dengan premi di atas harga emas spot.

Analis pasar menilai bahwa kondisi ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran terkait kebijakan tarif AS yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Investor semakin beralih ke emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik.

Ancaman Tarif Trump dan Dampaknya ke Pasar

Presiden Donald Trump menetapkan tenggat waktu hingga Sabtu (1/2/2025) untuk memberlakukan tarif 25% terhadap impor dari Kanada dan Meksiko. Selain itu, ada pertimbangan tambahan mengenai tarif untuk produk asal China. Kebijakan ini semakin memperburuk ketidakpastian di pasar global, mendorong permintaan emas sebagai aset aman.

Menurut Bob Haberkorn, analis senior di RJO Futures, faktor utama yang mendorong harga emas naik adalah kombinasi dari kebijakan tarif dan ketegangan geopolitik. “Saat ini ada banyak ketidakpastian, terutama terkait kebijakan tarif yang bisa berdampak langsung pada inflasi dan pasar global,” ujarnya.

Perbedaan Sikap The Fed dan Pemerintahan Trump

Selain ancaman tarif, kebijakan moneter AS juga menjadi sorotan utama. Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa tidak ada urgensi untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini bertentangan dengan desakan Trump yang menginginkan suku bunga acuan lebih rendah guna merangsang perekonomian.

Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa harga-harga di AS meningkat pada Desember 2024, sementara belanja konsumen juga mengalami lonjakan. Hal ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan tetap bertahan dengan kebijakan moneternya dan menunda pemangkasan suku bunga tahun ini.

Dampak ke Pasar Logam Lainnya

Tidak hanya emas, pergerakan harga juga terjadi di pasar logam lainnya:

  • Perak turun 0,8% menjadi US$ 31,42 per ons setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari satu bulan.
  • Platinum naik 1% menjadi US$ 975,80 per ons.
  • Paladium melonjak 2,2% menjadi US$ 1.011 per ons.

Menurut analis dari TD Securities, kenaikan harga perak masih menarik minat investor spekulatif, mengingat rasio emas-perak masih berada di tingkat yang cukup tinggi.

Reli harga emas ke level US$ 2.800 per ons menjadi catatan penting dalam pergerakan pasar logam mulia. Faktor utama yang memicu kenaikan ini adalah ketidakpastian akibat kebijakan tarif AS dan kebijakan moneter The Fed yang tetap ketat.

Dengan situasi ekonomi global yang masih penuh tantangan, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari perlindungan dari volatilitas pasar.

Bagaimana prospek harga emas ke depan? Simak terus perkembangan terbaru di Bursa.NusantaraOfficial.com untuk analisis mendalam mengenai pasar logam dan ekonomi global.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru