New York, Bursa Nusantara Official – Harga emas melanjutkan tren positif pada Senin (16/12/2024) seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketegangan geopolitik global. Kondisi ini juga diwarnai ekspektasi pasar terhadap hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini.
Kenaikan Harga Emas Spot dan Pengaruh Geopolitik
Harga emas spot tercatat naik 0,2% ke level US$ 2.654,27 per ons, meski kontrak berjangka emas AS mengalami penurunan 0,2% ke US$ 2.670 per ons. Menurut Nitesh Shah, analis komoditas dari WisdomTree, ketegangan geopolitik global menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.
Faktor geopolitik yang turut memengaruhi pasar termasuk pengumuman Israel untuk menggandakan populasi di Dataran Tinggi Golan, menambah ketidakpastian di kawasan Timur Tengah. Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap ancaman Suriah, terutama setelah pemberontak menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Selain itu, kebijakan ekonomi China juga memberi dorongan tambahan terhadap harga emas. “China aktif membeli emas dan kemungkinan akan meningkatkan stimulus ekonominya untuk mempercepat pemulihan,” tambah Shah.
Emas sebagai Aset Aman di Tengah Ketidakpastian
Sebagai aset safe haven, emas selalu menjadi pilihan utama investor saat kondisi ekonomi dan politik tidak menentu. Apalagi, lingkungan suku bunga rendah yang sedang berlangsung menjadikan emas semakin menarik sebagai investasi.
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% dalam pertemuan kebijakan dua hari yang dimulai Selasa (17/12/2024). Selain itu, bank sentral AS ini juga diharapkan memberikan pandangan terbaru tentang prospek ekonomi pada 2025 dan seterusnya.
Namun, Rhona O’Connell, analis dari StoneX, menilai bahwa The Fed dapat menghambat kenaikan harga emas jika memberikan sinyal untuk menghentikan pemangkasan suku bunga setelah Desember.
Pelemahan Dolar AS dan Dukungan terhadap Emas
Indeks dolar AS turun 0,1% pada Senin, melemah dari level tertinggi dalam tiga minggu. Pelemahan ini membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, yang menjadi katalis tambahan bagi kenaikan harga logam mulia ini.
Menurut Citi, permintaan emas dan perak diperkirakan tetap tinggi hingga suku bunga AS stabil. Harga emas diproyeksikan mencapai puncaknya pada akhir 2025 hingga awal 2026.
Pergerakan Logam Lainnya
Di luar emas, harga logam mulia lainnya menunjukkan kinerja yang bervariasi. Perak stabil di US$ 30,57 per ons, platinum naik 1,1% menjadi US$ 934,70 per ons, sementara palladium turun 0,8% ke US$ 944,37 per ons.
Ekspektasi Pasar terhadap Data Ekonomi AS
Pasar saat ini juga menunggu rilis data ekonomi utama, termasuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dan inflasi AS, yang diperkirakan akan memengaruhi sentimen pasar terhadap emas dan logam mulia lainnya.
Dengan latar belakang ekonomi yang mendukung dan ketegangan geopolitik yang terus memanas, harga emas berpotensi melanjutkan tren positif. Namun, semua mata tertuju pada keputusan The Fed dan dampaknya terhadap pasar global.
Follow Channel Telegram Bursa Nusantara Official.
Telegram