JAKARTA, BursaNusantara.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan siap berdialog dengan pelaku usaha dalam mengevaluasi Harga Batubara Acuan (HBA). Langkah ini diambil guna menjaga daya saing ekspor komoditas energi andalan Indonesia di tengah tekanan pasar global.
ESDM menilai pentingnya evaluasi HBA muncul seiring dengan penurunan signifikan ekspor batubara nasional dalam empat bulan pertama 2025.
Ekspor Batubara Turun, ESDM Buka Pintu Diskusi
Volume ekspor batubara Indonesia tercatat hanya mencapai 160 juta ton dari Januari hingga April 2025. Jumlah ini turun dibandingkan 171 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara ESDM, Rita Susilawati, menyampaikan bahwa pemerintah bersikap terbuka terhadap masukan pelaku usaha dalam menjaga HBA tetap kompetitif.
Rita menegaskan bahwa ekspor batubara bersifat business-to-business (B2B), sehingga berada di luar intervensi langsung pemerintah.
Namun demikian, ia menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah dalam memantau dinamika pasar. Pemerintah juga mendorong diskusi aktif agar kebijakan HBA tidak merugikan pelaku usaha.
China Kurangi Impor, Tekanan pada HBA Meningkat
Faktor eksternal juga memicu kekhawatiran. China sebagai pasar utama berencana memangkas impor batubaranya hingga 100 juta ton tahun ini.
Xuegang Li, Wakil Presiden Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara China, menyampaikan potensi penurunan signifikan tersebut dalam konferensi Coaltrans China, Rabu (11/6).
Reuters melaporkan, penurunan ini bakal berdampak pada harga batubara global, yang kini berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Impor China dari Indonesia pada April 2025 tercatat hanya 14,28 juta ton, turun 20% dibanding bulan sebelumnya. Secara tahunan, penurunan mencapai 16%.
HBA Bukan Satu-satunya Faktor Penurunan Ekspor
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara ESDM, Surya Herjuna, menepis anggapan bahwa kebijakan HBA sepenuhnya menjadi biang turunnya ekspor.
Surya menyatakan bahwa faktor eksternal seperti perlambatan permintaan dari China dan India menjadi penyebab dominan.
Ia juga menyebutkan adanya dampak dari perang dagang yang mengganggu stabilitas permintaan industri di negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia.
Surya menyampaikan bahwa tudingan terhadap HBA bersifat sepihak.
Ia menegaskan pentingnya melihat kondisi pasar secara menyeluruh sebelum menyalahkan satu kebijakan.
Diversifikasi Pasar Jadi Strategi Utama
Menjawab tantangan ketergantungan terhadap pasar China, ESDM mendorong diversifikasi pasar ekspor batubara.
Langkah ini dilakukan melalui kerja sama bilateral dan promosi pasar baru.
Rita menjelaskan, ESDM tak bergerak sendiri. Kolaborasi dengan kementerian/lembaga seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perhubungan menjadi kunci.
Kedua kementerian tersebut memiliki peran dalam perizinan ekspor, akses logistik, hingga promosi dagang internasional.
Pemerintah juga tengah menyiapkan penyediaan data pasar global untuk mendukung strategi jangka panjang penguatan ekspor.
Pemerintah Tegaskan Koordinasi Antar-Kementerian
Rita menambahkan bahwa tidak semua informasi teknis berada dalam ruang lingkup ESDM. Untuk isu di luar sektor hulu pertambangan, ia menyarankan merujuk ke kementerian teknis terkait.
Keterangan tersebut menegaskan pentingnya koordinasi lintas kementerian dalam menyikapi dinamika ekspor-impor batubara.
ESDM, sebagai pemegang otoritas hulu tambang, tetap menjaga peran sebagai regulator kebijakan strategis, namun tetap mengedepankan kerja sama lintas sektor.
Langkah ini dinilai krusial dalam menjawab tekanan global yang terus berkembang dan memastikan sektor energi tetap memberikan kontribusi optimal pada perekonomian nasional.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.