Geser kebawah untuk baca artikel
Internasional

Filipina Umumkan Darurat Pangan, Harga Beras Melonjak

×

Filipina Umumkan Darurat Pangan, Harga Beras Melonjak

Sebarkan artikel ini
filipina umumkan darurat pangan, harga beras melonjak
Filipina menetapkan keadaan darurat ketahanan pangan guna menstabilkan harga beras yang terus meningkat. Langkah ini memungkinkan pelepasan stok cadangan oleh NFA.

Filipina Umumkan Keadaan Darurat Pangan untuk Kendalikan Harga Beras

MANILA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Filipina resmi mendeklarasikan keadaan darurat ketahanan pangan pada Selasa (4/2/2025). Kebijakan ini diambil untuk mengendalikan harga beras yang terus meningkat di tengah tekanan ekonomi dan ketergantungan pada impor.

Menteri Pertanian Filipina, Francisco Tiu Laurel Jr., menyatakan bahwa langkah ini bertujuan untuk menjaga akses masyarakat terhadap beras sebagai makanan pokok.

“Deklarasi darurat ini memungkinkan kami untuk melepaskan stok cadangan beras yang dimiliki oleh Otoritas Pangan Nasional (NFA) guna menstabilkan harga dan memastikan beras tetap terjangkau bagi warga Filipina,” kata Laurel Jr., dikutip dari The Manila Times.


Faktor Pendorong Lonjakan Harga Beras

Sebagai salah satu importir beras terbesar di dunia, Filipina sangat bergantung pada pasokan dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Burma, Pakistan, dan India. Namun, sepanjang tahun 2024, harga beras meningkat sekitar 20% akibat berbagai faktor, termasuk:

  1. Gangguan Pasokan Global: Produksi beras di beberapa negara eksportir mengalami penurunan karena perubahan iklim dan kebijakan ekspor yang lebih ketat.
  2. Fluktuasi Mata Uang: Depresiasi peso Filipina terhadap dolar AS turut mendorong kenaikan harga impor.
  3. Pengurangan Tarif Impor: Meskipun pemerintah telah menurunkan tarif impor beras dari 35% menjadi 15% pada Juli 2024, kebijakan ini belum memberikan dampak signifikan terhadap harga di pasar domestik.

Peran Otoritas Pangan Nasional (NFA) dalam Stabilisasi Harga

Dalam upaya menekan lonjakan harga, NFA berencana untuk melepaskan sekitar 150.000 metrik ton dari total 300.000 metrik ton stok cadangan yang dimilikinya. Pelepasan ini akan dilakukan secara bertahap dalam enam bulan ke depan guna menjaga stabilitas pasar.

Namun, terdapat tantangan dalam implementasi kebijakan ini. Berdasarkan Undang-Undang Tarifisasi Beras, NFA tidak memiliki wewenang untuk menjual beras secara langsung kepada masyarakat.

Oleh karena itu, Menteri Pertanian Filipina menggunakan kewenangannya untuk mendeklarasikan keadaan darurat, yang memungkinkan pelepasan cadangan beras dalam kondisi tertentu.


Dampak dan Prediksi Ke Depan

Keputusan pemerintah Filipina untuk mengatasi krisis harga beras mendapat beragam tanggapan. Sebagian besar ekonom mendukung langkah ini, namun ada pula yang mempertanyakan efektivitasnya dalam jangka panjang.

Menurut analis pangan dari Institut Penelitian Ekonomi Filipina, stabilisasi harga beras membutuhkan strategi lebih luas, termasuk peningkatan produksi domestik dan diversifikasi sumber impor. Sementara itu, konsumen berharap harga beras segera turun agar daya beli masyarakat tetap terjaga.

Seiring perkembangan kebijakan ini, pelaku pasar dan masyarakat menunggu efektivitas langkah pemerintah dalam mengatasi tantangan pangan di Filipina.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru