Respons Rusia Bangkitkan Harga Batu Bara Global
JAKARTA, BursaNusantara.com – Harga batu bara global melonjak signifikan pada perdagangan Senin (2/6/2025), didorong oleh manuver strategis Rusia dalam menyelamatkan industri batu baranya yang tengah terpuruk.
Kebijakan ini menciptakan gelombang optimisme di pasar energi, memicu kenaikan harga di bursa internasional seperti Newcastle dan Rotterdam.
Investor kini memantau dampak jangka panjang dari kebijakan penyelamatan tersebut terhadap pasokan dan harga komoditas energi dunia.
Rusia Gelontorkan Stimulus, Pasar Merespons Positif
Kenaikan harga batu bara di berbagai kontrak terjadi tak lama setelah pemerintah Rusia mengumumkan kebijakan fiskal dan regulasi baru sebagai bentuk dukungan bagi pelaku industri batu bara domestik.
Baca Juga: Ketegangan Global Dorong Harga Minyak Naik Hampir 3%
Harga batu bara Newcastle kontrak Juni 2025 naik US$ 2,05 menjadi US$ 105,35 per ton. Untuk Juli 2025, harga naik US$ 1,5 menjadi US$ 107,5 per ton, dan Agustus 2025 naik US$ 1,2 ke posisi US$ 109,25 per ton.
Sementara itu, di pasar Rotterdam, harga batu bara kontrak Juni 2025 naik US$ 2,1 menjadi US$ 96,65 per ton. Kontrak Juli naik US$ 1,9 menjadi US$ 96,7, dan Agustus terkerek US$ 1,65 menjadi US$ 96,9 per ton.
Kenaikan ini mencerminkan antisipasi pasar terhadap potensi berkurangnya tekanan suplai akibat perlindungan internal Rusia terhadap sektor energinya.
Paket Penyelamatan: Pajak Ditunda, Utang Direstrukturisasi
Dalam pernyataan resmi, pemerintah Rusia menyebut penundaan pajak mineral dan iuran asuransi akan berlaku hingga 1 Desember 2025. Langkah ini diharapkan memberikan ruang napas bagi perusahaan yang terdampak.
Tak hanya itu, restrukturisasi utang juga disiapkan sebagai solusi bagi perusahaan batu bara dengan beban utang tinggi, dengan pertimbangan dari Bank Sentral Rusia.
Wakil Perdana Menteri Alexander Novak melaporkan kepada Presiden Putin bahwa sekitar 30 perusahaan batu bara dengan total 15.000 pekerja kini di ambang kebangkrutan. Produksi tahunan mereka mencapai sekitar 30 juta ton.
Presiden Putin sendiri telah menginstruksikan penyusunan langkah-langkah penyelamatan sejak Desember lalu, sebagai respon terhadap krisis struktural yang kian dalam di sektor energi nasional.
Dampak Sanksi: Hilangnya Pasar Eropa Picu Krisis
Eksportir batu bara Rusia mengalami hantaman berat sejak 2022, kala Uni Eropa, AS, dan Inggris secara kolektif melarang impor batu bara dari Rusia sebagai bentuk sanksi atas konflik Ukraina.
Sebelumnya, Eropa menjadi konsumen utama dengan menyerap sekitar 45% ekspor batu bara Rusia. Kini, lebih dari 80% ekspor dialihkan ke pasar Asia.
Namun, data NEFT Research menunjukkan bahwa pengalihan pasar tidak sepenuhnya menyelamatkan industri. Biaya logistik yang tinggi dan permintaan global yang lesu terus menekan kinerja ekspor.
Kerugian Menggunung, Rusia Tawarkan Diskon Ekspor
Kementerian Energi Rusia melaporkan total kerugian industri mencapai 1,2 triliun rubel atau sekitar US$ 15 miliar sejak 2022. Sumber kerugian utamanya berasal dari kehilangan akses pasar Eropa dan kesulitan transaksi ekspor internasional.
Sebagai tambahan insentif, pemerintah juga memberikan potongan tarif ekspor untuk perusahaan di wilayah Siberia yang mendistribusikan batu bara ke barat laut dan selatan Rusia.
Kebijakan ini ditujukan untuk menjaga kesinambungan operasional dan mencegah gelombang kebangkrutan di sektor strategis tersebut.
Investor dan Pelaku Industri Energi Waspada
Lonjakan harga batu bara memicu dinamika baru di pasar energi global. Investor memandang langkah Rusia sebagai katalis jangka pendek, namun tetap mewaspadai ketidakpastian geopolitik dan permintaan yang fluktuatif.
Analis memperkirakan bahwa dukungan pemerintah Rusia dapat memperpanjang umur industri batu bara domestiknya, namun tidak serta merta memulihkan posisi ekspor global yang telah melemah.
Sementara itu, sentimen positif dari kebijakan ini membuka peluang spekulatif, terutama pada saham-saham sektor energi dan tambang yang memiliki eksposur terhadap harga batu bara internasional.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi