Jakarta, Bursa Nusantara Official – Harga batu bara kembali mengalami tekanan dan bergerak dalam tren bearish. Kinerja negatif komoditas hitam ini didorong oleh sejumlah faktor, terutama peningkatan produksi dan impor batu bara di China.
Berdasarkan data terbaru, produksi batu bara China pada bulan Oktober mengalami kenaikan sebesar 4,6%, sementara impornya melonjak hingga 28,5%. Kenaikan produksi domestik dan impor yang signifikan ini membuat China semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan energinya, sehingga mengurangi permintaan impor batu bara.
Selain itu, kondisi cuaca di China yang cenderung lebih hangat juga turut menekan harga batu bara. Cuaca yang mendukung penggunaan energi terbarukan seperti tenaga air membuat permintaan terhadap batu bara semakin menurun.
“Kondisi curah hujan yang tinggi juga berpotensi menyebabkan peningkatan penggunaan tenaga listrik dari pembangkit tenaga air di China,” ungkap Girta Yoga, Research and Development ICDX.
Harga Batu Bara di Berbagai Pasar
Penurunan harga batu bara tidak hanya terjadi di pasar Asia, tetapi juga di pasar Eropa. Harga batu bara Newcastle untuk kontrak Desember 2024 stagnan di level US$ 133,25 per ton, sementara kontrak Januari dan Februari 2025 mengalami pelemahan.
Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak Desember, Januari, dan Februari 2024 juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Harga Batu Bara
Selain faktor produksi dan konsumsi di China, penurunan harga batu bara juga dipengaruhi oleh penurunan harga gas alam. Pasokan gas alam yang berlebih dan peralihan ke cuaca yang lebih hangat di negara konsumen utama turut menekan harga komoditas energi ini.
Prospek Harga Batu Bara
Girta Yoga memperkirakan harga batu bara akan terus bergerak fluktuatif dalam beberapa waktu ke depan. Ia menyebut harga batu bara berada dalam rentang resistance di level US$ 135 per ton dan support terdekat di level US$ 130 per ton.
“Selama pekan pertama Desember ini, harga batu bara telah mengalami penurunan sebesar 2,5%. Dilihat secara year-to-date, harga batu bara tercatat bergerak bullish dengan penguatan sebesar 0,53%,” tambah Yoga.
Kesimpulan
Peningkatan produksi dan impor batu bara di China, serta kondisi cuaca yang mendukung penggunaan energi terbarukan menjadi faktor utama yang menyebabkan penurunan harga batu bara. Meskipun demikian, para pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi kenaikan harga batu bara di masa depan, terutama jika terjadi gangguan pasokan atau peningkatan permintaan yang signifikan.