JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Harga batu bara global terus mengalami penurunan pada Rabu (5/2/2025), dipicu oleh kekhawatiran atas memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Pelemahan ini terlihat jelas pada harga batu bara Newcastle dan Rotterdam, yang menjadi patokan utama perdagangan batu bara internasional.
Penurunan Harga Batu Bara Newcastle dan Rotterdam
Berdasarkan data terbaru, harga batu bara Newcastle untuk kontrak Februari 2025 anjlok sebesar US$ 1,25 menjadi US$ 111,9 per ton.
Sementara itu, kontrak Maret 2025 turun US$ 0,75 ke level US$ 114,75 per ton, dan kontrak April 2025 jatuh US$ 0,9 menjadi US$ 118,1 per ton.
Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam menunjukkan tren yang sedikit berbeda. Kontrak Februari 2025 naik US$ 0,3 menjadi US$ 105,9 per ton, sedangkan kontrak Maret 2025 terkerek US$ 0,5 ke level US$ 105,6 per ton. Kontrak April 2025 juga mengalami kenaikan sebesar US$ 0,6 menjadi US$ 105,8 per ton.
Meskipun ada kenaikan kecil di Rotterdam, secara keseluruhan pasar batu bara global masih dilanda ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik antara AS dan China.
Eskalasi Perang Dagang AS-China
Ketegangan antara AS dan China semakin memanas setelah China mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 15% pada impor batu bara AS.
Langkah ini diambil sebagai respons atas pembatasan impor yang diberlakukan AS terhadap produk-produk China.
Meskipun dampak langsungnya terhadap batu bara termal diperkirakan tidak signifikan—mengingat AS hanya menyumbang 0,8% dari total impor batu bara termal China pada 2024—langkah ini menandai eskalasi baru dalam perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia.
Dampak terhadap Pasar Batu Bara Global
Menurut para analis industri, kenaikan tarif ini berpotensi meningkatkan biaya bagi pembeli di China. Akibatnya, strategi pengadaan batu bara China mungkin akan bergeser ke negara pemasok alternatif seperti Indonesia, Australia, dan Rusia.
Di sisi lain, sektor batu bara AS mungkin harus mencari pasar baru untuk mengurangi dampak dari berkurangnya permintaan China.
Mengingat China adalah salah satu konsumen batu bara terbesar di dunia, perubahan ini dapat mengubah arus perdagangan dan dinamika harga energi global dalam beberapa bulan ke depan.
Prospek ke Depan
Meskipun harga batu bara saat ini sedang tertekan, beberapa faktor dapat memengaruhi pergerakannya ke depan:
- Ketegangan Geopolitik: Eskalasi perang dagang AS-China akan terus menjadi faktor utama yang memengaruhi harga batu bara.
- Permintaan Global: Pemulihan ekonomi global dan kebutuhan energi dari negara-negara berkembang dapat mendorong permintaan batu bara.
- Pergeseran Pemasok: China mungkin akan lebih mengandalkan pemasok alternatif seperti Indonesia dan Australia, yang dapat memengaruhi harga di pasar regional.
Penurunan harga batu bara global saat ini tidak lepas dari dampak perang dagang AS-China yang semakin memanas. Meskipun dampak langsungnya terhadap batu bara termal mungkin terbatas, eskalasi ini dapat mengubah dinamika pasar dan arus perdagangan batu bara global.
Investor dan pelaku industri perlu memantau perkembangan terkini, termasuk kebijakan tarif dan pergeseran strategi pengadaan batu bara oleh negara-negara besar seperti China.
Dengan memahami dinamika ini, pelaku pasar dapat mengambil keputusan yang lebih strategis dalam menghadapi ketidakpastian pasar energi global.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.