Harga Batu Bara Mengalami Tren Penurunan
JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Harga batu bara kembali mengalami pelemahan signifikan pada Jumat (7/2/2025), dipicu oleh kebijakan pemerintah China yang berencana meningkatkan produksi domestik. Langkah ini membuat permintaan impor batu bara menurun, yang pada akhirnya menekan harga di pasar global.
Menurut data perdagangan, harga batu bara Newcastle untuk Februari 2025 turun US$ 1,7 menjadi US$ 107,25 per ton. Sementara itu, kontrak Maret 2025 turun lebih dalam sebesar US$ 2,75 menjadi US$ 110,75 per ton. Sedangkan harga untuk April 2025 juga mengalami penurunan sebesar US$ 2,6 menjadi US$ 114,2 per ton.
Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk Februari 2025 turun US$ 1,15 menjadi US$ 105 per ton, dengan kontrak Maret 2025 terkoreksi US$ 1,5 menjadi US$ 104,2 per ton. Adapun harga pada April 2025 juga melemah US$ 1,6 menjadi US$ 104 per ton.
Faktor Penyebab Penurunan Harga Batu Bara
Menurut Research and Development ICDX, Girta Yoga, harga batu bara saat ini berada dalam tren bearish. Sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan harga adalah rencana China untuk meningkatkan produksi batu bara domestik sebesar 1,5%, menjadi 4,82 miliar ton pada tahun ini.
Langkah China ini diyakini akan menekan permintaan batu bara impor secara global. Dengan meningkatnya suplai domestik, ketergantungan negara tersebut terhadap impor semakin berkurang, yang berdampak langsung pada harga batu bara dunia.
Selain itu, perang tarif antara Amerika Serikat dan China turut memberikan tekanan tambahan pada harga komoditas energi ini. Konflik dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut menyebabkan ketidakpastian pasar dan menurunkan permintaan industri terhadap batu bara.
Prediksi Pergerakan Harga Batu Bara
Menurut analisis teknikal, harga batu bara saat ini berada di level resistance terdekat pada US$ 109,50 per ton dan support di US$ 108,5 per ton. Tren bearish masih mendominasi pergerakan harga dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam sepekan terakhir, harga batu bara telah mencatatkan pelemahan sebesar 5,79%. Jika melihat pergerakan harga secara year to date (ytd), batu bara mengalami penurunan yang lebih dalam, yaitu sebesar 12,56%.
Dengan kondisi ini, para pelaku pasar dan investor di sektor batu bara perlu mencermati perkembangan kebijakan China serta dinamika perdagangan global untuk menentukan strategi investasi yang tepat. Apakah tren bearish ini akan berlanjut atau harga batu bara akan mengalami pemulihan dalam waktu dekat masih menjadi pertanyaan besar di kalangan analis dan investor.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.