Harga CPO Turun di Bursa Malaysia, Akhiri Tren Penguatan
JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) mengalami penurunan pada Selasa (4/2/2025), menghentikan reli lima hari berturut-turut. Pelemahan ini terjadi akibat tekanan dari turunnya harga minyak kedelai serta pelemahan harga minyak mentah global.
Penurunan Harga Kontrak CPO
Berdasarkan data BMD, kontrak berjangka CPO untuk Februari 2025 turun 36 Ringgit Malaysia menjadi 4.591 Ringgit Malaysia per ton. Penurunan lebih besar terjadi pada kontrak Maret 2025 yang terkoreksi 55 Ringgit Malaysia menjadi 4.416 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO April 2025 mengalami penurunan 59 Ringgit Malaysia ke level 4.308 Ringgit Malaysia per ton, dan kontrak Mei 2025 melemah 54 Ringgit Malaysia menjadi 4.227 Ringgit Malaysia per ton.
Kontrak berjangka CPO Juni 2025 dan Juli 2025 juga tak luput dari pelemahan, masing-masing turun 50 dan 55 Ringgit Malaysia, menjadi 4.168 dan 4.123 Ringgit Malaysia per ton.
Faktor Pemicu Penurunan Harga
Dikutip dari Bernama, analis pasar minyak sawit David Ng menuturkan bahwa harga CPO masih bertahan di area support kuat di 4.250 Ringgit Malaysia per ton, dengan resistance di level 4.400 Ringgit Malaysia per ton.
Namun, beberapa faktor eksternal turut memperberat tekanan terhadap harga CPO, di antaranya:
- Pelemahan Harga Minyak Nabati Global: Harga minyak kedelai, yang menjadi pesaing utama minyak sawit, mengalami pelemahan di pasar global. Hal ini berimbas pada daya saing CPO di pasar internasional.
- Penurunan Produksi: Data dari Southern Peninsular Palm Oil Millers Association (SPPOMA) menunjukkan produksi minyak sawit di Malaysia turun 15,19% pada Januari 2025 dibandingkan bulan sebelumnya.
- Penundaan Tarif Impor AS: Pemerintah AS menunda penerapan tarif impor terhadap Meksiko dan Kanada, yang berkontribusi pada lemahnya permintaan minyak sawit global.
Ekspektasi Pasar dan Tren Ke Depan
Pasar saat ini masih menantikan rilis data produksi minyak sawit Malaysia secara keseluruhan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas terkait tren harga CPO ke depan. Selain itu, laporan dari cargo surveyor ITS menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit pada Januari 2025 hanya mencapai 1.192.328 ton, turun 12,3% dibandingkan bulan sebelumnya.
Dengan adanya tekanan dari berbagai faktor, pelaku pasar masih mencermati pergerakan harga minyak mentah global dan kebijakan perdagangan AS yang dapat mempengaruhi dinamika pasar minyak sawit dalam waktu dekat.
Penurunan harga CPO di Bursa Malaysia menandakan tantangan bagi pasar minyak sawit global. Faktor eksternal seperti pelemahan harga minyak kedelai, penurunan produksi, serta kebijakan perdagangan AS menjadi pemicu utama. Pelaku pasar kini menanti perkembangan lebih lanjut terkait data produksi dan kebijakan perdagangan global yang dapat memengaruhi pergerakan harga CPO selanjutnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.