Geser kebawah untuk baca artikel
KomoditasPasar

Harga CPO Kembali Terkoreksi, Tertekan Minyak Kedelai

×

Harga CPO Kembali Terkoreksi, Tertekan Minyak Kedelai

Sebarkan artikel ini
Harga CPO Kembali Terkoreksi, Tertekan Minyak Kedelai
Harga CPO di Bursa Malaysia turun dua hari beruntun akibat pelemahan minyak kedelai dan ekspektasi peningkatan produksi dalam waktu dekat.

JAKARTA, BursaNusantara.com – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) kembali melanjutkan tren penurunan pada Selasa (15/4/2025).

Koreksi harga terjadi selama dua hari berturut-turut, dipicu tekanan dari pelemahan harga minyak kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBoT) dan Dalian Commodity Exchange di Tiongkok.

Sponsor

Sponsor

Tekanan Harga CPO dari Minyak Nabati Global

Pada penutupan perdagangan, kontrak berjangka CPO April 2025 turun 34 Ringgit Malaysia menjadi 4.320 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak Mei 2025 mencatat koreksi lebih dalam, yakni 63 Ringgit Malaysia menjadi 4.230 Ringgit Malaysia per ton.

Baca Juga: Harga CPO Melejit! Lonjakan Minyak Kedelai Picu Rebound

Penurunan juga terjadi pada kontrak Juni yang turun 62 Ringgit menjadi 4.108 Ringgit Malaysia per ton. Sementara kontrak Juli 2025 dan Agustus 2025 masing-masing melemah 64 Ringgit menjadi 4.043 dan 4.008 Ringgit Malaysia per ton.

Kontrak September 2025 mencatat penurunan sebesar 62 Ringgit Malaysia, ditutup pada level 3.986 Ringgit Malaysia per ton.

Ekspektasi Produksi Tinggi Tambah Tekanan

Dikutip dari Bernama, pedagang minyak sawit David Ng menilai bahwa ekspektasi pasar terhadap peningkatan produksi dalam beberapa minggu mendatang juga menjadi faktor penekan sentimen.

Baca Juga: Harga CPO Ambruk! Sentimen Ekspor Lemah Tekan Bursa Malaysia

“Kami melihat harga CPO saat ini berada di kisaran support 4.000 Ringgit Malaysia per ton dan resistance di 4.300 Ringgit Malaysia per ton,” ungkapnya.

Dengan sentimen global yang masih berfluktuasi, pelaku pasar CPO disarankan untuk tetap mencermati pergerakan harga minyak nabati dunia dan potensi lonjakan produksi dalam waktu dekat.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bursa.Nusantaraofficial.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.