JAKARTA, BursaNusantara.com – Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) ditutup menguat signifikan pada Jumat, 13 Juni 2025.
Kenaikan ini didorong lonjakan tajam harga minyak mentah global seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Data resmi BMD mencatat bahwa kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Juni 2025 stagnan di level 3.847 Ringgit Malaysia per ton. Sementara kontrak untuk Juli 2025 tercatat naik 82 Ringgit ke 3.925 Ringgit per ton.
Kenaikan Merata di Semua Kontrak
Kontrak Agustus 2025 melonjak 88 Ringgit ke posisi 3.927 Ringgit Malaysia per ton. Sementara kontrak untuk September juga naik signifikan sebesar 86 Ringgit, menjadi 3.922 Ringgit per ton.
Penguatan tak berhenti di sana. Untuk kontrak Oktober 2025, harga meningkat 78 Ringgit menjadi 3.914 Ringgit per ton. Sedangkan kontrak pengiriman November 2025 naik 68 Ringgit ke posisi 3.842 Ringgit per ton.
Dampak Ketegangan Timur Tengah dan Reli Komoditas Lain
Lonjakan harga CPO ini berkorelasi kuat dengan reli harga minyak mentah global. Analis Fastmarkets Palm Oil Analytics, Dr Sathia Varga, mengungkapkan bahwa harga minyak mentah Brent sempat melesat lebih dari 8% di awal sesi perdagangan.
Menurutnya, konflik terbaru antara Israel dan Iran memicu kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan energi dunia. “Ketegangan geopolitik ini langsung direspons pasar energi global, dan secara tidak langsung mendorong harga CPO,” ujar Varga, dikutip dari Bernama.
Dukungan Harga dari Minyak Kedelai
Selain dari sektor energi, harga CPO juga mendapat dukungan teknikal dari reli minyak kedelai. Sebagai produk substitusi dari kelapa sawit, penguatan harga minyak kedelai memberikan sentimen positif terhadap pergerakan CPO.
Trader David Ng menjelaskan bahwa harga CPO saat ini ditopang pada level support di 3.800 Ringgit per ton. Sementara itu, level resistance terlihat mengarah ke 4.000 Ringgit per ton.
“Untuk saat ini, kami melihat posisi harga CPO cukup stabil di antara dua level teknikal tersebut,” ujar Ng.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.