JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Harga emas mengalami penurunan tipis pada Kamis (23/1/2025), menyusul seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memangkas suku bunga guna menghadapi tantangan ekonomi global. Langkah ini mendorong pelaku pasar untuk mencermati dampak kebijakan moneter yang diusulkan oleh Trump, yang dapat memengaruhi dinamika pasar keuangan secara signifikan.
Harga Emas Tertekan, Pelaku Pasar Waspada
Harga emas spot tercatat turun 0,09% menjadi US$ 2.753,7 per ons. Padahal sehari sebelumnya, harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, hanya terpaut US$ 26,72 dari rekor sepanjang masa di US$ 2.790,15 yang dicapai pada Oktober lalu. Penurunan ini turut diikuti oleh kontrak berjangka emas AS, yang melemah 0,2% dan ditutup di angka US$ 2.765 per ons.
Di Forum Ekonomi Dunia, Trump menegaskan komitmennya untuk menurunkan inflasi dengan mendorong pemangkasan suku bunga. Langkah ini ditujukan untuk menciptakan lingkungan suku bunga rendah, yang biasanya memberikan keuntungan bagi emas sebagai aset safe haven karena tidak menghasilkan imbal hasil.
Namun, pasar tampaknya skeptis. Berdasarkan alat prediksi FedWatch CME Group, peluang sebesar 99,5% menunjukkan bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 28-29 Januari mendatang. Ketidakpastian ini menciptakan tekanan tambahan pada harga emas, meskipun volatilitas pasar terus mendorong sebagian investor untuk tetap memilih emas sebagai aset pelindung nilai.
Tarif Baru Trump Menambah Ketidakpastian Pasar
Ketidakpastian kebijakan Trump semakin diperburuk oleh ancaman tarif baru terhadap impor dari Kanada, Meksiko, China, dan Uni Eropa yang direncanakan akan diumumkan pada 1 Februari. Ketidakjelasan terkait kebijakan perdagangan ini telah meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar dan memperkuat kebutuhan akan aset safe haven, termasuk emas.
“Saat ini ada begitu banyak ketidakpastian, dan saya rasa emas kemungkinan akan bertahan di level ini sementara pasar lainnya menunggu kejelasan terkait kebijakan yang akan diterapkan,” ujar Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Selain emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan beragam. Harga perak spot turun sebesar 1,1% menjadi US$ 30,45 per ons, sementara platinum melemah 0,2% menjadi US$ 943,84 per ons. Namun, paladium justru mencatat kenaikan 1,3% menjadi US$ 990,31 per ons.
Kenaikan harga paladium dipicu oleh ancaman Trump yang akan memberlakukan pajak, tarif, dan sanksi terhadap Rusia serta negara lainnya jika kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina tidak segera tercapai. Sebagai produsen terbesar paladium di dunia, kebijakan ini dapat mengganggu pasokan global dan mendorong harga logam tersebut.
Prospek Emas ke Depan
Meskipun harga emas saat ini mengalami tekanan, prospek jangka panjang masih menunjukkan potensi penguatan. Lingkungan ekonomi global yang penuh ketidakpastian, ditambah dengan ancaman resesi dan inflasi, diperkirakan akan terus mendukung permintaan emas sebagai aset pelindung nilai.
Namun, para investor diimbau untuk tetap waspada terhadap perkembangan kebijakan moneter AS dan langkah-langkah yang akan diambil oleh Trump. Ketidakpastian ini dapat menciptakan fluktuasi lebih lanjut dalam harga emas dan logam mulia lainnya.