JAKARTA, BursaNusantara.com – Harga emas mengalami tekanan untuk sesi kedua berturut-turut pada Senin (28/4), seiring meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mengurangi permintaan aset lindung nilai tersebut.
Harga Emas Tergelincir di Tengah Optimisme Pasar
Harga emas spot tercatat melemah 0,6% menjadi US$3.297,10 per ons troi pada pukul 09:27 ET (1327 GMT). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS justru mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,3% ke posisi US$3.307,80.
Analis MarketPulse OANDA, Zain Vawda, menyampaikan bahwa harga emas masih dipengaruhi oleh sentimen positif terkait peluang kesepakatan perdagangan antara AS dan China, walaupun detail konkret dari perjanjian tersebut masih belum terlihat jelas.
Pengaruh Data Ekonomi dan Sentimen Global
Harapan bahwa dampak negatif tarif perdagangan dapat dikelola turut mendorong indeks saham global bertahan di level tertinggi dalam tiga pekan terakhir.
Presiden AS, Donald Trump, mengklaim telah membuat kemajuan dalam pembicaraan dengan Presiden China, Xi Jinping.
Namun, klaim tersebut dibantah oleh otoritas Beijing, yang menegaskan bahwa belum ada diskusi aktif terkait perdagangan.
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, tidak dapat mengonfirmasi pernyataan Trump mengenai adanya negosiasi tarif dengan China.
Prospek Harga Emas Tetap Positif Meski Ada Tekanan
Emas, yang selama ini menjadi pilihan utama saat ketidakpastian geopolitik dan finansial meningkat, pekan lalu sempat menyentuh rekor tertinggi di US$3.500,05 per ons troi, dengan kenaikan tahunan lebih dari 25%.
Menurut Fawad Razaqzada, analis pasar dari City Index dan FOREX.com, meskipun saat ini terjadi pelemahan, prospek jangka panjang harga emas masih positif.
Ia menambahkan, potensi kenaikan lebih lanjut tetap ada jika tidak ada perkembangan nyata dalam kesepakatan dagang antara AS dan China.
Pasar Fokus pada Rangkaian Data Ekonomi AS
Pekan ini, perhatian investor global tertuju pada sejumlah data ekonomi penting dari AS. Data tersebut meliputi laporan lowongan pekerjaan pada Selasa, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi pada Rabu, serta laporan penggajian non-pertanian yang dijadwalkan rilis Jumat mendatang.
Data ini menjadi indikator penting untuk menilai dampak kebijakan tarif terhadap kesehatan ekonomi Amerika.
Pergerakan Komoditas Lainnya
Sementara itu, harga perak spot turun tipis 0,1% menjadi US$33,04 per ons troi. Platinum justru menguat 1,8% ke posisi US$988,90, sedangkan paladium naik 0,8% menjadi US$956,35, mencerminkan volatilitas lanjutan di pasar logam mulia.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi