Geser kebawah untuk baca artikel
KomoditasPasar

Harga Emas Tembus Rekor Baru, Dolar Melemah

×

Harga Emas Tembus Rekor Baru, Dolar Melemah

Sebarkan artikel ini
Harga Emas Tembus Rekor Baru, Dolar Melemah
Harga emas global melonjak ke level tertinggi sepanjang masa dipicu permintaan safe haven dan pelemahan dolar AS, di tengah ketidakpastian ekonomi global.

JAKARTA, BursaNusantara.com – Harga emas global terus menunjukkan performa cemerlang pada perdagangan Selasa (15/4/2025), dengan kembali mencetak rekor tertinggi baru.

Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya minat terhadap aset safe haven, seiring memburuknya sentimen pasar akibat ancaman tarif impor dan penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Sponsor

Sponsor

Rekor Emas Didorong Aksi Antisipatif Investor

Di pasar spot, harga emas naik 0,7% menjadi US$ 3.232,88 per ons, mendekati rekor sepanjang masa yang tercapai sehari sebelumnya, yakni US$ 3.245,42 per ons. Sementara kontrak berjangka emas di AS ikut menguat 0,6% ke level US$ 3.245,00 per ons.

Lonjakan ini mencerminkan posisi emas sebagai aset perlindungan nilai yang makin diminati, terutama saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi memuncak.

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi di Tengah Ketegangan Global

Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menyebut bahwa meski belum ada pemicu fundamental baru, arah grafik teknikal emas tetap menunjukkan potensi bullish jangka pendek.

“Permintaan terhadap aset aman terus berlanjut, dan grafik harga menunjukkan potensi penguatan lanjutan dalam waktu dekat,” ujar Wyckoff.

Dampak Tarif dan Ketegangan Global

Kekhawatiran pasar meningkat setelah Pemerintah AS mengumumkan penyelidikan intensif terhadap impor produk farmasi dan semikonduktor. Presiden Donald Trump juga menyatakan akan segera merilis besaran tarif impor baru untuk sektor semikonduktor.

Langkah ini menghidupkan kembali kekhawatiran soal perang dagang, sekaligus menurunkan kepercayaan investor terhadap dolar AS sebagai aset aman.

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 16.415, Tekanan Dolar AS Kian Kuat

Dalam laporan resminya, Commerzbank mencatat bahwa pelemahan dolar menjadi pendorong utama peralihan investor global ke emas.

“Dengan melemahnya daya tarik dolar, investor mulai mencari pelindung nilai yang lebih kuat. Emas muncul sebagai opsi unggulan,” tulis analis Commerzbank.

Nilai Tukar Dolar di Titik Lemah

Dolar AS kini berada di posisi terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap sekeranjang mata uang utama. Melemahnya dolar membuat harga emas menjadi lebih murah dan menarik bagi investor asing, sehingga mendorong peningkatan permintaan.

Analis menilai, tren ini berpotensi berlanjut jika tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan moneter AS.

Antisipasi Terhadap Suku Bunga The Fed

Pelaku pasar kini fokus pada pernyataan Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan menyampaikan pidato kebijakan pada Rabu (16/4/2025). Banyak yang berharap akan ada petunjuk soal arah kebijakan suku bunga berikutnya.

Baca Juga: Harga Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi

Saat ini, ekspektasi pasar mengarah pada kemungkinan pemangkasan suku bunga hingga 100 basis poin sepanjang tahun ini. Langkah ini diyakini akan memberikan dorongan tambahan pada harga emas, terutama jika dilakukan lebih cepat dari perkiraan.

“Jika The Fed mengindikasikan pelonggaran moneter dalam waktu dekat, maka harga emas berpotensi menembus rekor baru di atas US$ 3.250,” ujar seorang analis pasar global.

Dengan berbagai faktor yang mendukung, tren bullish harga emas diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. Investor ritel maupun institusional diprediksi akan terus mengakumulasi aset logam mulia ini sebagai pelindung nilai terhadap ketidakpastian pasar global.

Permintaan Fisik dan Investasi Terus Menguat

Selain dari sisi makroekonomi dan spekulasi pasar, permintaan emas fisik juga mengalami peningkatan signifikan. Investor ritel di Asia dan Timur Tengah mencatatkan lonjakan pembelian, terutama dalam bentuk logam mulia batangan dan koin.

Di India dan Tiongkok dua konsumen emas terbesar dunia permintaan emas melonjak karena faktor musiman dan budaya.

Data terbaru dari World Gold Council menunjukkan kenaikan pembelian emas perhiasan hingga 18% di kuartal pertama 2025, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara di Eropa, ketegangan geopolitik dan prospek inflasi turut meningkatkan permintaan emas melalui instrumen exchange-traded fund (ETF) yang berbasis emas. Arus masuk dana ke ETF emas tercatat tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.

Potensi Jangka Panjang Masih Kuat

Analis memperkirakan harga emas masih memiliki ruang untuk menguat lebih lanjut, terutama jika ketidakpastian global tak kunjung mereda.

Goldman Sachs dalam riset terbarunya menyebutkan bahwa target harga emas bisa mencapai US$ 3.400 per ons pada akhir 2025, terutama jika The Fed benar-benar melakukan pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

Kondisi ini menjadikan emas tetap menjadi instrumen lindung nilai utama di tengah ketidakstabilan geopolitik, risiko inflasi, dan potensi resesi global yang masih membayangi.

Pasar kini menanti dengan cermat setiap perkembangan makroekonomi dan kebijakan moneter yang berpotensi memperkuat reli emas dalam jangka menengah hingga panjang.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bursa.Nusantaraofficial.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.