Harga Minyak Melonjak, Harapan Baru Setelah Perang Dagang AS-China Mereda
Daftar isi
JAKARTA, BursaNusantara.com – Harga minyak mentah dunia kembali tump naik tajam pada awal pekan ini, menandai respons positif pasar terhadap kesepakatan antara Amerika Serikat dan China untuk menghentikan sementara eskalasi perang dagang.
Kedua negara menyepakati pelonggaran tarif, memicu optimisme baru terhadap permintaan global energi.
Dalam perdagangan Senin (12/5), harga minyak Brent melonjak US$2,03 atau 3,18% menjadi US$65,94 per barel pada pukul 09.42 GMT.
Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) ikut menguat sebesar US$2,06 atau 3,38% ke posisi US$63,08 per barel.
Baca Juga: Harga Emas Berpotensi Tembus US$ 3.400 di April 2025
AS-China Kendurkan Tarif, Pasar Menyambut Positif
Kesepakatan yang diumumkan setelah pertemuan di Jenewa pada akhir pekan lalu menyatakan bahwa tarif tambahan akan dikurangi kembali ke tingkat dasar sebesar 10%.
Langkah ini dipandang sebagai jeda penting dalam konflik dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Ole Hansen, analis dari Saxo Bank, menyebut bahwa sentimen pasar langsung merespons positif. “Pasar ekuitas global dan komoditas pro-siklus seperti minyak merespons sangat positif terhadap kabar ini,” ujarnya.
Baca Juga: Harga Batu Bara Terjun Bebas di Tengah Perang Dagang AS-China, Bagaimana Nasib Industri?
Imbas Langsung ke Minyak, Prospek Permintaan Meningkat
Konsumen minyak terbesar dunia ini AS dan China diharapkan dapat meningkatkan kembali aktivitas industri dan logistik mereka.
Dengan adanya pelonggaran tarif, pelaku pasar memperkirakan adanya rebound permintaan bahan bakar dan energi secara global.
Reli harga ini juga memperpanjang penguatan pekan lalu, di mana harga minyak telah lebih dulu meningkat lebih dari 4% akibat kesepakatan dagang terpisah antara AS dan Inggris.
Ketegangan Iran dan AS Masih Bayangi Pasar
Sementara itu, perkembangan dari ranah diplomatik lainnya datang dari Oman, di mana perwakilan AS dan Iran kembali melakukan pembicaraan terkait program nuklir.
Baca Juga: Dividen RAJA Tembus Rp250 Miliar, Payout Ratio Naik
Walaupun belum menghasilkan keputusan konkret, dialog ini dianggap sebagai langkah lanjutan untuk meredakan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Namun, pasar tetap mewaspadai potensi dampak dari kesepakatan nuklir yang mungkin membuka kembali keran ekspor minyak Iran, yang bisa menambah pasokan global dan menekan harga dalam jangka menengah.
Pergeseran arah kebijakan dagang oleh pemerintahan Trump menjadi titik balik yang disambut pelaku pasar sebagai momentum positif bagi stabilitas global.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi