JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – PT Harum Energy Tbk (HRUM) semakin serius menggarap bisnis nikel sebagai bagian dari strategi jangka panjang perusahaan.
Pada tahun 2025, HRUM mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar US$ 400 juta untuk memperluas operasi penambangan nikel dan menyelesaikan proyek high-pressure acid leaching (HPAL).
Langkah ini diambil seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap nikel, terutama untuk mendukung industri energi terbarukan dan kendaraan listrik (EV).
Proyek HPAL: Kunci Menuju Masa Depan
Salah satu fokus utama HRUM adalah proyek HPAL yang dikelola oleh anak perusahaannya, PT Blue Sparking Energy (BSE). Proyek ini telah mencapai progress lebih dari 50% dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada akhir 2024 atau awal 2025.
HPAL merupakan teknologi canggih yang digunakan untuk mengolah nikel menjadi bahan baku baterai EV, yang saat ini menjadi primadona di pasar global.
Renny Soependi, Corporate Secretary HRUM, menjelaskan bahwa proyek HPAL akan menjadi tulang punggung bisnis nikel perusahaan. “Ini adalah langkah strategis untuk memastikan HRUM tetap kompetitif di tengah transisi energi global,” ujarnya.
Peningkatan Produksi Bijih Nikel
Selain proyek HPAL, HRUM juga berencana meningkatkan produksi bijih nikel melalui anak usahanya, PT Position (POS). Langkah ini diambil untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, terutama dari industri baterai dan energi terbarukan.
Dengan demikian, HRUM berharap dapat memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri nikel nasional dan internasional.
Batubara Tetap Jadi Tulang Punggung
Meski fokus pada pengembangan bisnis nikel, HRUM tidak melupakan lini bisnis utamanya, yaitu batubara. Renny menyebutkan bahwa sektor batubara diperkirakan akan tetap stabil pada tahun 2025, dengan harga batubara diproyeksikan berada di kisaran US$ 120 per ton.
Untuk tahun ini, HRUM menargetkan produksi batubara sekitar 5,4 juta ton, sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang telah disusun. Hal ini menunjukkan bahwa HRUM tetap berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara bisnis tradisional dan pengembangan lini bisnis baru.
Diversifikasi Bisnis untuk Hadapi Tantangan Global
Alokasi capex sebesar US$ 400 juta ini merupakan bagian dari strategi HRUM untuk melakukan diversifikasi bisnis.
Dengan mengembangkan bisnis nikel dan proyek HPAL, HRUM tidak hanya memperluas portofolio bisnisnya tetapi juga mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa depan, terutama terkait transisi energi global.
Renny menambahkan, “Kami percaya bahwa bisnis nikel dan proyek HPAL akan menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan dalam beberapa tahun ke depan.”
Dampak Positif bagi Kinerja Perusahaan
Ekspansi bisnis nikel dan penyelesaian proyek HPAL diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan HRUM. Selain meningkatkan pendapatan, diversifikasi bisnis ini juga diharapkan dapat mengurangi risiko fluktuasi harga batubara di pasar global.
Dengan rencana ekspansi yang matang dan alokasi capex yang besar, HRUM siap menghadapi tantangan dan peluang di industri energi dan pertambangan. Investor dan pemangku kepentingan pun dapat menantikan perkembangan positif dari langkah strategis yang diambil oleh perusahaan ini.
PT Harum Energy Tbk (HRUM) menunjukkan komitmen kuat untuk mengembangkan bisnis nikel dan proyek HPAL dengan mengalokasikan capex sebesar US$ 400 juta pada tahun 2025.
Langkah ini tidak hanya memperkuat portofolio bisnis perusahaan tetapi juga memposisikan HRUM sebagai pemain kunci dalam industri energi terbarukan. Dengan fokus pada diversifikasi dan inovasi, HRUM siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan peluang.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru
