JAKARTA, BursaNusantara.com – Pemerintah Indonesia bersiap menyambut babak baru kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa melalui skema Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) yang ditargetkan mulai berlaku paling lambat awal 2027.
Kesepakatan ini diyakini dapat menjadi pemicu peningkatan ekspor nasional hingga 5,4% per tahun.
Pemerintah Matangkan Langkah Implementasi IEU CEPA
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, menjelaskan bahwa perjanjian ini bakal memberi lonjakan signifikan terhadap akses pasar ekspor Indonesia.
Peningkatan akses itu diyakini akan mendorong daya saing produk dalam negeri di pasar Eropa secara berkelanjutan.
Menurut Djatmiko, pemerintah menargetkan perjanjian ini dapat berlaku pada kuartal IV 2026 atau selambatnya awal 2027.
Komoditas Ekspor Unggulan Diproyeksi Unggul
Sejumlah komoditas unggulan ekspor Indonesia telah dipetakan untuk mengambil peluang dari perjanjian ini.
Di antaranya adalah minyak kelapa sawit, bijih tembaga, asam lemak, alas kaki olahraga, bungkil, besi baja, kopra, dan berbagai produk berbahan karet atau plastik.
Komoditas lainnya yang juga disiapkan meliputi kopi, karet alam, furniture, mesin printer, koper, kertas dan karton, produk ikan, serta logam paduan seperti ferro aloy.
Peluang Besar untuk Tenaga Kerja Profesional RI
Selain sektor barang, IEU CEPA juga membuka peluang pasar jasa yang lebih luas bagi tenaga kerja profesional Indonesia.
Dengan liberalisasi sektor jasa, Indonesia berpotensi meningkatkan penetrasi SDM terampil ke pasar tenaga kerja di Uni Eropa.
Langkah ini diprediksi akan berdampak positif bagi pertumbuhan sektor jasa dan mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja dalam negeri.
Arus Investasi Asing Uni Eropa Siap Mengalir
Pemerintah menilai IEU CEPA akan menjadi jalur penting masuknya investasi langsung asing (FDI) dari Uni Eropa ke Indonesia, khususnya di sektor prioritas seperti electric vehicle (EV), energi terbarukan, semikonduktor, dan farmasi.
Sektor Information and Communication Technology (ICT) juga termasuk dalam sasaran investasi strategis Uni Eropa di Indonesia.
Penerimaan Pajak dan Diversifikasi Impor Terangkat
Dampak fiskal dari perjanjian ini juga diperhitungkan. Dengan tumbuhnya aktivitas perdagangan dan investasi, potensi penerimaan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) pun ikut meningkat.
Tak hanya itu, IEU CEPA memungkinkan diversifikasi sumber impor bahan baku dan barang modal untuk industri nasional.
Dorong Produktivitas, Buka Akses Barang Eropa
Salah satu keunggulan strategis dari perjanjian ini adalah sifat komplementer antara produk Uni Eropa dan Indonesia.
Hal ini akan mendorong produktivitas industri nasional karena tidak terjadi benturan langsung antara produk dalam negeri dan produk impor.
Dengan semakin luasnya pilihan produk, konsumen dalam negeri juga diuntungkan dengan peningkatan kualitas dan kompetisi harga.
Pemerintah Dorong Industri Bersiap Dini
Kementerian Perdagangan terus mendorong pelaku industri dan eksportir dalam negeri untuk bersiap menyambut era baru perdagangan bebas dengan Uni Eropa.
Pemerintah juga aktif menyosialisasikan hasil perundingan IEU CEPA kepada berbagai pemangku kepentingan agar kesiapan implementasi bisa dilakukan sejak dini.