JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficialc.om – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan Jumat (14/2/2025), menurut analisis Phintraco Sekuritas.
Emiten tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masuk dalam daftar rekomendasi saham potensial, bersama ANTM, PGEO, dan BSDE. Prediksi ini muncul setelah IHSG mengalami pullback 0,5% pada Kamis (13/2) pasca rebound hampir 2% di hari sebelumnya.
Level Kritis IHSG: 6.600 Jadi Penentu
Phintraco Sekuritas menetapkan rentang teknis IHSG hari ini di resistance 6.900, pivot 6.700, dan support 6.550. Level 6.600 disebut sebagai batas kritis: selama IHSG bertahan di atasnya, peluang rebound ke area 6.650-6.700 terbuka lebar.
Formasi long lower shadow pada perdagangan Kamis juga mengindikasikan tekanan beli yang kuat.
“Pembentukan shadow ini menunjukkan adanya akumulasi di level bawah, yang biasanya diikuti pemulihan,” jelas tim analis Phintraco dalam risetnya.
Faktor Eksternal: Data Ritel AS & Sentimen Global
Pasar global sedang menanti rilis data penjualan ritel AS Januari 2025, yang diprediksi turun 0,10% month-on-month (MoM) dari pertumbuhan 0,40% di Desember 2024. Meski melambat, pertumbuhan tahunan 3,90% year-on-year (YoY) dinilai tetap solid.
“Perlambatan ini wajar karena tingginya suku bunga AS, tetapi konsumsi domestik masih menjadi penopang ekonomi,” tambah Phintraco. Data ini berpengaruh terhadap sentimen investor asing di pasar saham Indonesia.
Sentimen Domestik: Properti Jadi Kunci Pertumbuhan
Di dalam negeri, semua mata tertuju pada rilis Property Price Index Kuartal IV-2024. Indeks ini tumbuh 1,46% YoY di Kuartal III-2024 (vs 1,76% di Kuartal II), dan menjadi indikator kesehatan konsumsi rumah tangga.
“Pasar properti yang stabil akan mendukung pertumbuhan ekonomi Kuartal IV, terutama di segmen konstruksi dan bahan bangunan,” papar Phintraco. Sektor properti juga menjadi pendorong kinerja saham seperti BSDE (Bumi Serpong Damai) yang masuk rekomendasi.
4 Saham Rekomendasi Phintraco: PTBA Paling Mencuri Perhatian
- PT Bukit Asam (PTBA):
Emiten batubara ini diuntungkan oleh permintaan global yang masih tinggi, terutama dari India dan Tiongkok. Harga batubara thermal yang stabil di kisaran USD 120-130/ton turut mendukung margin. - Aneka Tambang (ANTM):
Sinergi dengan Freeport dalam pasokan emas batangan dan prospek bijih nikel menjadi katalis. ANTM menargetkan peningkatan produksi nikel hingga 20 juta ton/tahun. - PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO):
Energi terbarukan tetap menjadi fokus pemerintah. PGEO diuntungkan oleh kenaikan tarif listrik panas bumi dan perluasan kapasitas PLTP. - BSDE (Bumi Serpong Damai):
Properti premium dengan portofolio hunian dan mall seperti AEON Mall tetap diminati. Rilis Property Price Index kuartal IV bisa jadi katalis jangka pendek.
Risiko yang Perlu Diwaspadai
- Volatilitas Nilai Tukar: Fluktuasi USD/IDR dapat memengaruhi kinerja emiten berutang dolar.
- Kebijakan Suku Bunga: Kenaikan bunga BI berpotensi mengurangi minat investor ke saham.
- Penurunan Harga Komoditas: Batubara dan nikel rentan terhadap tekanan harga global.
Penutup: Momentum atau Jebakan?
Rekomendasi Phintraco Sekuritas menawarkan peluang di tengah prospek rebound IHSG. Namun, investor perlu memantau level 6.600 sebagai penentu arah jangka pendek. Saham PTBA dan ANTM bisa jadi pilihan utama untuk eksposur komoditas, sementara PGEO dan BSDE cocok untuk strategi defensive.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bursa.Nusantaraofficial.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ikuti media sosial kami untuk update terbaru