IHSG Konsolidasi, Pasar Cermati Peluang Saham Tertentu
JAKARTA, BursaNusantara.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memasuki babak konsolidasi yang makin diperhatikan pelaku pasar, menyusul pergerakan dinamis pasar global dan kebijakan moneter dalam negeri.
Rabu (28/5/2025), pasar diproyeksikan bergerak dalam rentang sempit, dengan resistance di level 7.250, pivot di 7.200, dan support di 7.130.
Meski tak mencatat lonjakan signifikan, posisi IHSG menunjukkan ketahanan teknikal di atas garis MA200. Hal ini mengindikasikan potensi stabilitas jangka pendek yang menarik bagi investor jangka pendek maupun menengah.
Penguatan tipis IHSG pada Selasa (27/5) sebesar 0,14% ke level 7.198 terjadi di tengah tekanan aksi ambil untung yang masih berlangsung.
Phintraco Sekuritas menilai daya tahan indeks terhadap aksi profit taking merupakan sinyal bahwa tren konsolidasi masih mendominasi.
Sinyal Konsolidasi Ditopang Stabilitas Teknikal
Kinerja IHSG yang bertahan di atas Moving Average 200 hari (MA200), yakni sekitar 7.137, menjadi tolok ukur teknikal penting.
Di tengah tekanan volatilitas global, ketahanan teknikal seperti ini memperkuat proyeksi bahwa IHSG akan tetap berada dalam pola konsolidatif.
Ruang gerak yang diperkirakan terbatas antara 7.130 hingga 7.250 memberikan peluang bagi trader harian untuk mengoptimalkan fluktuasi harga dalam koridor sempit.
Ini sekaligus membuka kesempatan bagi saham-saham tertentu untuk mencuri perhatian di tengah pasar yang cenderung sideways.
Penurunan Bunga Penjaminan Jadi Katalis Tambahan
Di sisi domestik, kebijakan moneter terbaru turut menjadi katalis penting. Setelah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyusul dengan menurunkan tingkat bunga penjaminan untuk tabungan berdenominasi rupiah di bank umum dari 4,25% menjadi 4%.
Langkah serupa diterapkan untuk simpanan valas, yang kini dijamin dengan bunga maksimal 2% dari sebelumnya 2,25%. Sementara itu, bunga penjaminan bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga diturunkan menjadi 6,5% dari 6,75%.
Periode berlaku kebijakan ini akan berjalan sejak 1 Juni hingga 30 September 2025. Penyesuaian ini dipandang sebagai upaya LPS menjaga keseimbangan sektor keuangan di tengah dinamika ekonomi global dan domestik yang belum sepenuhnya stabil.
Lima Saham Unggulan Phintraco di Tengah Konsolidasi IHSG
Meskipun pasar bergerak dalam zona konsolidatif, Phintraco Sekuritas menilai beberapa saham memiliki potensi keuntungan tinggi. Mereka menyarankan untuk mencermati lima saham unggulan yang siap mendulang cuan: KLBF, MAPI, JPFA, ASSA, dan ADRO.
KLBF: Sektor Farmasi yang Tahan Uji
Kalbe Farma (KLBF) menjadi primadona dalam daftar rekomendasi, berkat kinerja fundamental yang solid dan ketahanan sektor kesehatan terhadap fluktuasi ekonomi makro. Permintaan produk farmasi dan suplemen tetap stabil, bahkan cenderung meningkat di tengah meningkatnya kesadaran kesehatan.
Dari sisi teknikal, KLBF berada dalam posisi akumulasi, menjadikan saham ini cocok bagi investor jangka menengah. Potensi penguatan jangka pendek juga muncul jika IHSG berhasil keluar dari fase konsolidasi.
MAPI dan JPFA: Diversifikasi di Konsumen dan Agribisnis
Mitra Adiperkasa (MAPI), ritel lifestyle terkemuka, menunjukkan momentum pemulihan daya beli masyarakat kelas menengah. Katalis ini diperkuat oleh data penjualan ritel yang meningkat sepanjang awal kuartal kedua 2025.
Sementara itu, Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) menjadi pilihan dari sektor agribisnis. Harga komoditas pakan ternak yang mulai stabil memperkuat prospek margin JPFA. Kebutuhan protein hewani di tengah konsumsi domestik yang meningkat turut mendukung narasi pertumbuhan perusahaan ini.
ASSA dan ADRO: Logistik dan Energi Masih Bergairah
Adira Sarana Armada (ASSA) menarik karena transformasinya ke ekosistem logistik digital lewat Anteraja. Potensi peningkatan transaksi e-commerce menjadikan logistik sektor yang tak bisa diabaikan dalam lanskap ekonomi baru.
Adaro Energy (ADRO), meski beroperasi di sektor energi batu bara yang sering dipengaruhi sentimen negatif global, tetap menjadi opsi yang solid. Harga batu bara yang kembali stabil dan kebutuhan energi dari pasar Asia menopang ekspektasi pertumbuhan ADRO.
Sorotan Eksternal: Agenda Ekonomi Global Pekan Ini
Phintraco Sekuritas juga mencermati serangkaian data makroekonomi penting dari luar negeri yang berpotensi memengaruhi psikologi pasar. Dari Amerika Serikat, rilis notulen rapat Federal Open Market Committee (FOMC Minutes) dijadwalkan pada 28 Mei 2025.
Selain itu, data personal income, personal spending, dan indeks harga PCE – yang menjadi indikator inflasi utama The Fed – akan diumumkan pada Sabtu (30/5). Pasar menanti arah kebijakan The Fed yang akan dipengaruhi langsung oleh data ini.
Indikator Inflasi AS dan Ekspektasi Suku Bunga
Indeks PCE core diproyeksikan naik 0,1% month-on-month (MoM) untuk April 2025, dari posisi stagnan di Maret. Angka ini, meski tidak tinggi, dapat memengaruhi sikap bank sentral AS terhadap kebijakan suku bunga ke depan.
Ekspektasi bahwa The Fed akan menahan suku bunga tetap tinggi menjadi tekanan tersendiri bagi pasar emerging market, termasuk Indonesia. Di sisi lain, kepastian arah suku bunga bisa memberikan ruang stabilisasi bagi pasar modal dalam negeri.
Eropa dan Asia Ikut Menjadi Variabel Penentu
Perkembangan dari Eropa dan Asia juga masuk dalam radar Phintraco Sekuritas. Data pengangguran Jerman untuk Mei 2025 diperkirakan tetap stabil di level 6,3%. Stabilitas ini bisa memperkuat euro dan berdampak pada pergerakan dolar AS.
Dari Jepang, indeks kepercayaan konsumen (Consumer Confidence Index) Mei 2025 diperkirakan naik tipis ke 31,8 dari 31,2 di bulan sebelumnya. Peningkatan ini menandakan pemulihan optimisme ekonomi rumah tangga Jepang pasca fase deflasi.
Dampak Terhadap Pasar Global dan Arus Modal
Jika data global mengarah pada pemulihan moderat, maka arus modal ke pasar negara berkembang dapat kembali menguat. Ini akan menjadi dorongan tambahan bagi IHSG untuk melanjutkan tren positifnya usai konsolidasi.
Namun, volatilitas tetap menjadi faktor yang harus diwaspadai. Pasar cenderung responsif terhadap setiap kejutan data makroekonomi, terutama jika menyangkut kebijakan suku bunga global.
Strategi Investor: Selektif, Taktis, dan Berdasar Data
Di tengah pola pergerakan pasar yang datar dan konsolidatif, pendekatan selektif dan berbasis data menjadi kunci keberhasilan investasi. Saham-saham unggulan seperti KLBF, MAPI, JPFA, ASSA, dan ADRO menawarkan potensi keuntungan, namun tetap perlu dicermati secara teknikal dan fundamental.
Momentum Sektor-sektor Unggulan
Sektor-sektor seperti kesehatan, agribisnis, energi, dan logistik menjadi representasi kebutuhan jangka panjang yang tetap relevan dalam berbagai kondisi ekonomi. Investor disarankan untuk memanfaatkan momentum ini sambil memantau katalis global yang berpengaruh terhadap volatilitas jangka pendek.
Dengan sentimen global yang masih campuran dan kebijakan moneter dalam negeri yang melonggar, pasar saham Indonesia punya kans untuk memperbaiki kinerjanya, asalkan investor tetap cermat dan disiplin pada strategi masing-masing.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.