Geser kebawah untuk baca artikel
PasarSaham

IHSG Melemah, Tiga Saham Ini Justru Melonjak Hingga ARA

×

IHSG Melemah, Tiga Saham Ini Justru Melonjak Hingga ARA

Sebarkan artikel ini
IHSG Melemah Tiga Saham Ini Justru Melonjak Hingga ARA
IHSG kembali turun 52,36 poin pada 11 Maret 2025, tetapi tiga saham justru mencapai batas auto rejection atas (ARA). Simak ulasannya di sini.

JAKARTA, BursaNusantara.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan pada perdagangan Selasa (11/3/2025), ditutup turun sebesar 52,36 poin atau 0,79%. Koreksi ini memperpanjang tren negatif yang telah berlangsung selama dua hari berturut-turut.

IHSG Terkoreksi, Mayoritas Sektor Melemah

Penurunan IHSG hari ini diiringi dengan melemahnya sebagian besar sektor saham. Berdasarkan data RTI, berikut kinerja sektor-sektor utama:

Sponsor

Sponsor
  • Barang baku: Turun 3,2% (terparah)
  • Barang konsumsi non-primer: Melemah 3,2%
  • Barang konsumsi primer: Turun 2,2%
  • Energi: Anjlok 2%
  • Infrastruktur: Melemah 1,5%
  • Teknologi: Menguat 3,7% (satu-satunya sektor yang naik)

Dari total 805 saham yang diperdagangkan, 192 saham naik, 416 saham turun, dan 197 saham stagnan. Nilai transaksi di bursa mencapai Rp9,62 triliun dengan volume perdagangan sebesar 19,87 miliar saham dalam 1.088.397 transaksi.

Saham ARA: Sanurhasta, Reliance Sekuritas, dan Sinar Terang Mandiri

Di tengah pelemahan IHSG, beberapa saham justru mengalami lonjakan signifikan, bahkan mencapai batas auto rejection atas (ARA). Tiga saham yang mencatat kenaikan tertinggi adalah:

  • PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA): Naik 34,3% menjadi Rp254
  • PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI): Melejit 24,8% menjadi Rp442
  • PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE): Melesat 24,4% menjadi Rp336

Selain itu, dua saham lain juga mengalami lonjakan signifikan:

  • PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK): Naik 24,3% menjadi Rp97
  • PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA): Melonjak 22,6% menjadi Rp4.600

Faktor Penyebab Koreksi IHSG

Analis dari Pilarmas Investindo Sekuritas mengungkapkan bahwa pelemahan IHSG dipicu oleh kombinasi sentimen negatif eksternal dan internal. Dari sisi eksternal, kekhawatiran terhadap perang dagang yang meningkat antara Amerika Serikat (AS) dan mitra dagangnya berkontribusi pada penurunan pasar.

Sikap agresif pemerintahan Presiden AS Donald Trump dalam menerapkan tarif impor memicu ketidakpastian di pasar global. Kekhawatiran ini semakin diperburuk oleh potensi government shutdown di AS, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

“Perang tarif yang berkelanjutan dan kemungkinan government shutdown menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS berpotensi menuju resesi,” tulis Pilarmas dalam risetnya, Selasa (11/3/2025).

Selain itu, dari dalam negeri, aksi profit-taking oleh investor setelah reli yang terjadi sebelumnya turut menekan pergerakan IHSG. Dengan volatilitas yang masih tinggi, pelaku pasar disarankan untuk tetap mencermati faktor fundamental emiten sebelum mengambil keputusan investasi.

Dengan kondisi pasar yang masih fluktuatif, para investor perlu memperhatikan dinamika global serta kebijakan ekonomi yang dapat berdampak pada pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bursa.Nusantaraofficial.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.