JAKARTA, BursaNusantara.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Jumat (9/5) di level 6.832,80. Kenaikan sebesar 0,07% ini menandai penguatan mingguan sebesar 0,25%, namun kondisi pasar tetap menunjukkan ketidakpastian yang cukup signifikan.
Volatilitas Dominasi Pergerakan IHSG Sepanjang Pekan
Meski ditutup di zona hijau, IHSG tidak menunjukkan kekuatan tren yang solid. Oktavianus Audi, VP Marketing Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyebut bahwa penguatan tipis ini terjadi di tengah fluktuasi yang cukup tajam.
Ia mencatat bahwa pergerakan IHSG banyak dipengaruhi oleh berbagai sentimen global dan domestik sepanjang pekan.
Salah satu sentimen utama berasal dari cum-date dividen sejumlah emiten dengan yield lebih dari 5%. Di sisi lain, keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan di level 4,5% memberikan efek campuran ke pasar.
Baca Juga: Laba JTPE Tumbuh, Efisiensi dan Segmen Non-Security Jadi Kunci
Tekanan Asing dan Sentimen Global Masih Bayangi IHSG
Capital outflow asing tercatat mencapai Rp 3,26 triliun selama sepekan terakhir, menandakan tekanan jual masih tinggi. Audi menilai bahwa arus keluar dana asing menjadi faktor dominan yang membatasi penguatan IHSG, meskipun beberapa sektor menunjukkan perlawanan.
Sementara itu, menurut Nafan Aji Gusta dari Mirae Asset Sekuritas, pelaku pasar juga mencermati dinamika hubungan Amerika Serikat dan China terkait kebijakan tarif. Ketegangan geopolitik antara India dan Pakistan turut menambah kekhawatiran investor global.
Data Domestik Dukung IHSG Meski Belum Cukup Kuat
Dari dalam negeri, sentimen positif muncul dari laporan kinerja keuangan kuartal I-2025 yang telah dirilis beberapa emiten. Walau sebagian mengalami perlambatan, hasil ini masih sesuai ekspektasi pasar.
Baca Juga: STAA Siapkan Dana Buyback Rp200 Miliar, Ini Strateginya
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2025 turut memberikan angin segar setelah naik ke 121,7 dari 121,1 pada bulan sebelumnya.
Kenaikan ini mengakhiri tren penurunan IKK sejak Januari. Stabilnya nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir juga berkontribusi menjaga kestabilan IHSG.
Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Setelah Libur Waisak
Pekan depan, hari perdagangan lebih pendek karena libur dan cuti bersama Hari Raya Waisak. Meski demikian, sejumlah data penting tetap menjadi fokus pasar, seperti inflasi AS yang diperkirakan naik 2,6% yoy dan neraca perdagangan Indonesia yang diperkirakan surplus US$ 3,5 miliar.
Audi memproyeksikan IHSG berpotensi melemah pada Rabu (14/5) dengan support di level 6.765 dan resistance di 6.920. Tren pelemahan ini terlihat dari indikator MACD yang mulai melandai.
Baca Juga: BEI Resmi Berlakukan Aturan Liquidity Provider Saham
Secara teknikal, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) direkomendasikan speculative buy.
BRIS memiliki support di Rp 2.680 dan resistance di Rp 3.020, sementara JPFA ditopang support di Rp 1.730 dan resistance di Rp 1.880.
Dalam situasi yang diliputi ketidakpastian seperti saat ini, strategi selektif dan berbasis teknikal menjadi kunci untuk bertahan dan mengambil peluang saat pasar kembali dibuka pasca libur nasional.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi