Geser kebawah untuk baca artikel
HeadlinePasarSaham

IHSG Terguncang, Tapi Delapan Saham Ini Justru ARA

×

IHSG Terguncang, Tapi Delapan Saham Ini Justru ARA

Sebarkan artikel ini
ihsg terguncang, tapi delapan saham ini justru ara kompres
IHSG melemah 1,02% ke level 7.016,8 di tengah sentimen negatif global dan domestik. Namun, delapan saham berhasil mencapai batas ARA dengan lonjakan tajam.

JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Pada perdagangan Senin (13/1/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi dengan koreksi tajam sebesar 71,98 poin atau turun 1,02% ke level 7.016,8.

Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai sentimen negatif baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, di tengah tekanan pasar, delapan saham justru melambung tinggi, mencatat kenaikan maksimal yang diizinkan dalam satu sesi.

Koreksi IHSG di Tengah Sentimen Global dan Domestik

Kondisi pasar yang bearish ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Data ekonomi Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu menunjukkan penguatan pasar tenaga kerja yang signifikan, meningkatkan ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga akan berlangsung lebih lambat. Hal ini memicu aksi jual di pasar global, termasuk Indonesia.

“Laporan pekerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan memperkuat pandangan bahwa pemangkasan suku bunga tidak akan secepat yang diharapkan,” jelas Pilarmas Sekuritas.

Selain itu, arus keluar dana asing dari pasar saham domestik turut menjadi faktor yang menekan IHSG. Investor asing terlihat terus mengurangi eksposur pada saham Indonesia, mencerminkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi domestik.

Statistik Pasar Hari Ini

Menurut data RTI, dari total saham yang diperdagangkan, 234 mencatat kenaikan, 383 mengalami penurunan, dan 186 stagnan. Volume perdagangan mencapai 16,42 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 11,7 triliun dari 1.440.367 transaksi.

Sektor perindustrian menjadi yang paling tertekan dengan penurunan 1,3%, diikuti sektor keuangan (-1,2%), properti (-0,6%), barang konsumsi primer (-0,6%), dan transportasi (-0,6%). Sektor barang baku mengalami pelemahan paling ringan, hanya turun 0,4%.

Delapan Saham yang Berhasil Sentuh ARA

Meskipun pasar secara keseluruhan melemah, delapan saham berhasil mencapai batas Auto Rejection Atas (ARA) dengan kenaikan signifikan hingga 34% dalam satu hari. Berikut daftarnya:

  1. PT Megapower Makmur Tbk (MPOW): Menguat 34,4% ke Rp 117.
  2. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK): Melonjak 25% ke Rp 5.075.
  3. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP): Naik 25% ke Rp 1.900.
  4. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI): Meningkat 24,7% ke Rp 474.
  5. PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ): Bertambah 24,7% ke Rp 5.550.
  6. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU): Naik 24,6% ke Rp 2.780.
  7. PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT): Menguat 24,5% ke Rp 436.
  8. PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG): Meningkat 24,3% ke Rp 286.

Keberhasilan saham-saham ini mencatat ARA dipengaruhi oleh aksi beli masif, meskipun sebagian besar sektor berada di zona merah.

Tekanan Pasar Asia

Pelemahan IHSG terjadi bersamaan dengan tren negatif di pasar saham Asia. Shanghai Composite Index (China) turun 0,2%, Straits Times Index (Singapura) melemah 0,5%, dan Hang Seng Index (Hong Kong) anjlok 1%. Sementara itu, indeks Nikkei di Jepang libur karena hari nasional.

Dinamika Sentimen Eksternal dan Internal

Kekhawatiran pasar terhadap kebijakan moneter AS menjadi salah satu pemicu utama tekanan pada indeks saham global. Sementara itu, dari dalam negeri, sentimen negatif diperburuk oleh aksi jual investor asing yang terus berlanjut. Meski demikian, para analis melihat potensi rebound IHSG masih terbuka dengan dukungan kebijakan pemerintah dan laporan kinerja emiten yang kuat.

“Investor disarankan untuk fokus pada saham-saham dengan fundamental kuat dan tetap selektif dalam berinvestasi,” tambah Pilarmas Sekuritas.

Prospek Pasar ke Depan

Dalam jangka pendek, pergerakan IHSG diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen global, terutama dari kebijakan The Fed dan data ekonomi AS. Namun, optimisme tetap ada pada sektor-sektor tertentu yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Pelaku pasar disarankan untuk memantau perkembangan ekonomi global dan domestik secara cermat guna mengambil keputusan investasi yang tepat.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ikuti media sosial kami untuk update terbaru