JAKARTA, Bursa Nusantara Official – Presiden Joko Widodo menyampaikan keinginan agar Apple memperluas investasinya di Indonesia dengan membangun pabrik manufaktur di Tanah Air. CEO Apple, Tim Cook, merespons permintaan ini dengan menyatakan bahwa pihaknya akan mempertimbangkan langkah tersebut.
Hingga kini, Apple telah mengalihkan sebagian besar investasinya ke Vietnam dan India, yang berhasil menjadi magnet baru bagi sektor manufaktur teknologi di kawasan Asia, menggantikan dominasi China.
“Kami berbicara tentang keinginan Presiden untuk melihat adanya manufaktur produk Apple di Indonesia, dan itu adalah sesuatu yang akan kami pertimbangkan,”
ujar Cook seusai pertemuannya dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Rabu (17/4/2024).
Tantangan dan Peluang Investasi di Indonesia
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan kesiapan pemerintah untuk memfasilitasi investasi Apple. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki daftar komponen ponsel yang sudah diproduksi di Indonesia dan akan melakukan proses business matching dengan Apple.
Namun, Agus mengakui bahwa membangun rantai pasok manufaktur yang matang membutuhkan waktu panjang. “Vietnam butuh 15–20 tahun, sementara China memerlukan hingga 30 tahun untuk mencapai kondisi seperti sekarang. Meski demikian, Tim Cook menunjukkan antusiasme untuk membangun manufaktur di Indonesia,” katanya.
Mengapa Vietnam dan India Menjadi Pilihan Utama?
Menurut Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, Vietnam memiliki keunggulan yang membuatnya lebih menarik bagi investor seperti Apple. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Keterampilan Tenaga Kerja: Vietnam memiliki tenaga kerja dengan keahlian vokasional yang lebih unggul untuk mengisi pabrik manufaktur teknologi informasi.
- Kedekatan Geografis dengan China: Faktor ini memudahkan pengadaan bahan baku dan komponen.
- Perjanjian Perdagangan Bebas: Vietnam memiliki banyak perjanjian bilateral dan multilateral yang efektif, termasuk dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
- Fokus pada Infrastruktur Manufaktur: Kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Vietnam mencapai 23%, dibandingkan dengan Indonesia yang hanya sekitar 18%.
Sementara itu, India menjadi tujuan investasi Apple karena pasar domestiknya yang besar. Apple memulai produksi seri iPhone 14 di India pada 2022 dan kini telah memproduksi satu dari tujuh unit iPhone di negara tersebut.
Kebijakan TKDN dan Dampaknya
Kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diterapkan sejak 2015 juga menjadi sorotan. Kebijakan ini mewajibkan produk teknologi seperti ponsel memiliki 35% komponen lokal. Namun, skema yang sering berubah membuat Indonesia lebih menjadi pasar konsumtif daripada produsen.
“Apple memilih skema investasi dengan membangun Apple Developer Academy di beberapa kota seperti Tangerang Selatan, Surabaya, Batam, dan Bali. Namun, langkah ini belum signifikan meningkatkan kapasitas manufaktur Indonesia,” ujar Bhima.
Kebutuhan Reformasi Kebijakan
Pengurus Chip Design Collaborative Center (ICDeC), Joegianto, mengkritik kebijakan TKDN yang dinilai kurang mendukung merek lokal dan kurang efektif menarik investasi besar. “TKDN saat ini hanya mendorong impor terurai daripada produksi penuh di dalam negeri. Akibatnya, merek lokal kalah bersaing,” katanya.
Joegianto juga menyoroti perbedaan signifikan antara Indonesia dan Vietnam. “Vietnam menawarkan stabilitas bisnis, subsidi besar, dan minim gangguan seperti demo buruh, sehingga lebih menarik bagi investor,” tambahnya.
Strategi Apple dalam Diversifikasi Manufaktur
Diversifikasi manufaktur menjadi langkah strategis Apple untuk mengurangi ketergantungan pada China. Pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19 dan kerusuhan pekerja di pabrik Foxconn telah mengganggu rantai pasok mereka.
Kini, Vietnam telah menjadi pusat manufaktur untuk produk seperti MacBook, iPad, dan Apple Watch. Sementara itu, India tidak hanya menjadi lokasi produksi iPhone tetapi juga pasar besar yang terus berkembang untuk produk-produk Apple.
Kesimpulan: Tantangan dan Harapan untuk Indonesia
Indonesia harus belajar dari Vietnam dan India untuk menjadi negara tujuan investasi manufaktur teknologi. Reformasi kebijakan, peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta fokus pada infrastruktur manufaktur menjadi kunci untuk menarik minat perusahaan besar seperti Apple.
Jika pemerintah mampu menciptakan ekosistem investasi yang kondusif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di sektor manufaktur teknologi di kawasan Asia.