Intraco Penta Fokus Genjot Penjualan dan Margin di Sisa Tahun
JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Intraco Penta Tbk (INTA) menunjukkan optimisme mempertahankan target penjualan alat berat sebanyak 476 unit hingga akhir 2025.
Meskipun pada kuartal pertama tahun ini penjualan belum sesuai harapan, manajemen menyatakan belum akan merevisi target.
Sepanjang kuartal I-2025, INTA membukukan penjualan alat berat sebanyak 112 unit, sedikit turun dari 115 unit pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan ini meliputi produk excavator dan dump truck.
Penurunan volume penjualan berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan. Pendapatan usaha INTA pada kuartal I-2025 turun 6,3% secara tahunan menjadi Rp265,54 miliar.
Baca Juga: UNTR Kembangkan PLTS Atap 807 kWp di Dua Pabrik Astra
Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan tercatat Rp283,40 miliar.
Rugi Bersih Melebar, Margin dari Suku Cadang Tertekan
INTA mencatat rugi bersih Rp19,52 miliar pada kuartal I-2025, melonjak 144,3% dari rugi bersih Rp7,99 miliar tahun lalu.
Kontributor utama pendapatan masih berasal dari penjualan alat berat, yaitu Rp163,34 miliar atau 61,51% dari total pendapatan.
Namun, tekanan justru datang dari lini bisnis suku cadang yang secara historis memiliki margin lebih tebal. Penjualan suku cadang anjlok 31,69% menjadi Rp69,62 miliar dari Rp101,92 miliar.
Penurunan ini menjadi penyebab utama menyusutnya laba kotor perseroan.
Baca Juga: Jantra Grupo Indonesia (KAQI) Resmi IPO, Incar Dana Rp 53,1 Miliar
Direktur INTA, Willianto Febriansa, menegaskan bahwa pihaknya akan fokus memperbaiki margin dan posisi bottom line keuangan.
“Kami memprioritaskan perbaikan laba, minimal mengurangi kerugian secara signifikan hingga akhir tahun,” ujarnya.
Strategi Kunci: Fokus pada Pelanggan Utama dan Segmen Baru
Meski kuartal pertama berjalan lambat, INTA tidak mengendurkan target. Perusahaan memantau kinerja kuartal kedua sebelum mempertimbangkan revisi proyeksi.
“Upaya perbaikan penjualan terus dilakukan, terutama dengan memperkuat fokus pada key account customer di sektor batubara dan nikel,” jelas Willianto.
Baca Juga: Astra Pertahankan Yield Dividen 7% 2025-2026
Di saat yang sama, INTA berupaya masuk ke segmen baru, termasuk industri kayu, emas, dan semen. “Kami masih melakukan penetrasi ke pasar-pasar ini, dan hasilnya mungkin baru akan terlihat di masa mendatang,” tambahnya.
Selain menjangkau pelanggan baru, perusahaan juga membidik peluang dari meningkatnya permintaan jasa sewa alat berat.
INTA mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp8 miliar untuk peremajaan armada sewa, dengan realisasi Rp2 miliar hingga kuartal I.
Program pertukaran komponen (comex program) dan pertumbuhan penjualan suku cadang merek LiuGong juga menjadi fokus dalam memperkuat lini pendapatan non-unit.
Klarifikasi Resmi: INTA Tetap Agen Resmi LiuGong
Menanggapi kabar di media sosial yang menyebut INTA mengageni merek lain, Willianto memberikan klarifikasi. “Kami tetap menjadi dealer resmi LiuGong.
Tidak ada afiliasi atau representasi terhadap merek lain oleh anak usaha kami,” tegasnya.
Melalui anak perusahaan PT Intraco Penta Wahana, INTA tetap memegang posisi eksklusif sebagai perwakilan alat berat LiuGong asal Tiongkok di Indonesia.
“Kami merasa perlu menyampaikan penjelasan agar mitra bisnis dan pelanggan mendapatkan informasi yang akurat, serta memastikan tidak terjadi gangguan terhadap relasi kami dengan principal LiuGong,” ujar Willianto.
Dengan strategi menyeluruh dan keyakinan terhadap prospek industri, INTA optimistis bisa menjaga arah pertumbuhan hingga tutup tahun, meski tantangan pasar masih membayangi.
Ikuti berita terbaru Bursa Nusantara di GOOGLE NEWS
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi