JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Indonesia, mencatatkan kinerja keuangan yang impresif sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi per 28 Februari, JPFA membukukan laba bersih sebesar Rp 3,01 triliun, mengalami lonjakan 224,71% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 929,71 miliar.
Tidak hanya laba yang meroket, penjualan JPFA juga mengalami peningkatan 9,03%, dari Rp 51,17 triliun pada 2023 menjadi Rp 55,8 triliun di 2024. Kinerja positif ini didorong oleh pertumbuhan di berbagai segmen bisnisnya, terutama dari sektor peternakan komersial dan pakan ternak.
Kinerja Keuangan JPFA 2024: Pertumbuhan Signifikan di Semua Segmen
1. Lonjakan Pendapatan dari Berbagai Segmen Bisnis
Pertumbuhan kinerja JPFA didorong oleh peningkatan penjualan dari berbagai lini bisnisnya:
- Peternakan komersial: Rp 23,03 triliun, naik dari Rp 21,3 triliun.
- Pakan ternak: Rp 14,67 triliun, meningkat dari Rp 13,81 triliun.
- Pengolahan hasil peternakan & produk konsumen: Rp 8,89 triliun, naik dari Rp 7,95 triliun.
- Budidaya perairan (aquaculture): Rp 4,77 triliun, meningkat dari Rp 4,57 triliun.
- Penjualan pembibitan unggas: Rp 3,2 triliun, naik dari Rp 2,41 triliun.
- Perdagangan dan lainnya: Rp 2,09 triliun, naik dari Rp 2 triliun.
Setelah dikurangi potongan penjualan sebesar Rp 957,01 miliar, total penjualan bersih JPFA mencapai Rp 55,8 triliun, meningkat dari Rp 51,17 triliun pada tahun sebelumnya.
2. Kenaikan Laba Bruto & Efisiensi Biaya
Dengan kenaikan pendapatan tersebut, laba bruto JPFA turut mengalami lonjakan signifikan:
- Laba bruto 2024: Rp 11,21 triliun (naik dari Rp 7,51 triliun pada 2023).
- Beban pokok penjualan: Rp 44,58 triliun, naik dari Rp 43,66 triliun.
Efisiensi operasional juga terlihat dari penurunan liabilitas perusahaan, yang kini berada di angka Rp 18,09 triliun, turun dari Rp 19,42 triliun pada tahun sebelumnya.
Kondisi Aset & Arus Kas JPFA
1. Peningkatan Aset dan Ekuitas
Total aset JPFA tercatat sebesar Rp 34,66 triliun, naik dari Rp 34,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, total ekuitas perusahaan meningkat menjadi Rp 16,57 triliun, dari Rp 14,16 triliun pada 2023.
2. Penurunan Kas & Setara Kas
Di sisi lain, kas dan setara kas akhir tahun JPFA mengalami sedikit penurunan dari Rp 1,5 triliun pada 2023 menjadi Rp 1,35 triliun di akhir 2024. Namun, perusahaan tetap dalam kondisi likuid yang sehat untuk menjalankan operasionalnya.
Apa yang Mendorong Performa Cemerlang JPFA?
Beberapa faktor utama yang mendukung lonjakan laba dan penjualan JPFA tahun ini antara lain:
1. Permintaan Tinggi terhadap Produk Peternakan
Konsumsi produk peternakan, termasuk unggas dan olahan daging, terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan gaya hidup masyarakat.
2. Efisiensi Operasional & Manajemen Biaya
JPFA berhasil melakukan efisiensi dalam rantai pasok dan produksi, sehingga mampu meningkatkan laba meski terjadi kenaikan beban pokok penjualan.
3. Kinerja Kuat di Segmen Budidaya Perairan
Dengan meningkatnya permintaan produk hasil perikanan, segmen budidaya perairan JPFA turut mencatat pertumbuhan positif.
Prospek Saham JPFA: Apakah Masih Menarik?
Dengan kinerja yang solid dan pertumbuhan laba yang signifikan, saham JPFA berpotensi menarik perhatian investor. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan saham JPFA ke depan antara lain:
- Tren konsumsi pangan & protein hewani di Indonesia.
- Stabilitas harga bahan baku pakan ternak, yang dapat mempengaruhi margin keuntungan JPFA.
- Strategi ekspansi & inovasi produk dari manajemen JPFA.
Analis pasar menilai bahwa dengan fundamental yang kuat, JPFA masih memiliki potensi upside bagi investor jangka panjang.
JPFA Berada di Jalur Positif untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
Lonjakan laba hingga 224,71% menunjukkan bahwa JPFA berada di jalur yang tepat dalam strategi bisnisnya. Dengan pertumbuhan penjualan yang solid dan pengelolaan keuangan yang efisien, JPFA semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri agribisnis di Indonesia.
Namun, investor tetap perlu mencermati berbagai faktor eksternal yang bisa mempengaruhi industri ini, seperti fluktuasi harga komoditas dan kebijakan pemerintah terkait pangan dan impor pakan ternak.
JPFA telah membuktikan ketangguhannya di 2024. Kini, perhatian tertuju pada bagaimana perusahaan ini akan mempertahankan momentum positifnya di tahun mendatang.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.