JAKARTA, bursa.nusantaraofficial.com – Kebijakan pemerintah menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% pada tahun 2025 akan memberikan dampak yang beragam bagi perusahaan-perusahaan publik di Indonesia. Beberapa sektor akan diuntungkan, sementara sektor lainnya diprediksi akan menghadapi tantangan.
FMCG Untung Besar
Sektor barang konsumsi cepat bergerak (FMCG) diperkirakan akan menjadi salah satu sektor yang paling diuntungkan dengan kenaikan UMP. Perusahaan-perusahaan seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) diprediksi akan mengalami peningkatan penjualan.
Sharon Natasha, Retail Research Analyst CGS International Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa kenaikan UMP akan meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap produk-produk FMCG akan meningkat. Selain itu, produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut memiliki jangkauan pasar yang luas, mulai dari kelas menengah ke bawah hingga kelas atas.
Rekomendasi Saham FMCG
CGS International Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi sebagai berikut:
- ICBP: Add dengan target harga Rp 12.400
- MYOR: Add dengan target harga Rp 2.850
- CMRY: Add dengan target harga Rp 5.600
- SIDO: Hold dengan target harga Rp 700
- UNVR: Reduce dengan target harga Rp 1.720
Retailer Hadapi Tantangan
Di sisi lain, kenaikan UMP akan menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan ritel seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Kenaikan beban gaji akan menekan margin keuntungan perusahaan.
“Kenaikan UMP akan meningkatkan rasio beban gaji terhadap laba bersih, sehingga berpotensi menekan profitabilitas perusahaan,” ujar Sharon.
IHSG Diproyeksikan Melemah
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari ini. Pelemahan IHSG disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Net sell yang besar: Aliran dana asing yang keluar dari pasar saham Indonesia.
- Pelemahan nilai tukar rupiah: Penguatan dolar AS menekan nilai tukar rupiah, sehingga berdampak negatif terhadap kinerja IHSG.
- Koreksi harga komoditas: Kenaikan harga dolar AS juga menekan harga komoditas seperti batu bara, CPO, dan nikel.
Prospek IHSG
Mino, Retail Research Team Leader CGS International Sekuritas Indonesia, memperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang 6.970-6.890 untuk level support dan 7.125-7.200 untuk level resist. Beberapa saham yang dapat dicermati antara lain PNLF, HOKI, UNTR, AMMN, BREN, dan PGAS.
Kesimpulan
Kenaikan UMP 2025 akan memberikan dampak yang berbeda-beda bagi sektor-sektor di pasar saham Indonesia. Sektor FMCG diprediksi akan diuntungkan, sedangkan sektor ritel akan menghadapi tantangan. Investor perlu memperhatikan perkembangan terkini dan melakukan analisis yang mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.