JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan kenegaraan ke New Delhi, India, pada Jumat (25/1/2025) sebagai bagian dari perayaan Hari Republik India ke-76 dan memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Dalam kunjungan ini, Presiden Prabowo bertemu dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, guna membahas peluang kerja sama di berbagai sektor, termasuk sektor energi bersih dan terbarukan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia, Bahlil Lahadalia, yang turut mendampingi Presiden, menyatakan bahwa kunjungan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang energi bersih. Hal ini sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia dalam mencapai swasembada energi nasional.
“Presiden telah memberikan arahan yang jelas tentang prioritas Indonesia untuk mencapai swasembada energi. Kementerian ESDM siap mendukung penuh, termasuk melalui kerja sama strategis dengan India yang melibatkan investasi di sektor energi bersih dan terbarukan,” ungkap Bahlil pada Minggu (26/1/2025).
Fokus Investasi di Energi Bersih
Indonesia dan India sepakat untuk memprioritaskan investasi di sektor energi bersih, seperti pengembangan geothermal, tenaga surya, serta biofuel berkelanjutan yang mencakup bioethanol dan sustainable aviation fuel (SAF).
Bahlil menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, yang dapat dioptimalkan dengan dukungan teknologi dan investasi dari India.
“India memiliki potensi besar untuk mendukung pengembangan biofuel dan energi terbarukan di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi di bidang ini, kedua negara dapat berkontribusi pada target global terkait keberlanjutan dan dekarbonisasi,” ujar Bahlil.
Forum Bilateral dan Inisiatif Global Untuk merealisasikan kerja sama ini, Indonesia dan India memanfaatkan forum bilateral, seperti Indonesia-India Energy Forum (IIEF), sebagai platform untuk mendiskusikan strategi penguatan kolaborasi di bidang minyak dan gas bumi, energi terbarukan, dan batubara.
Selain itu, India juga menginisiasi Global Biofuel Alliance (GBA) yang diluncurkan pada G20 2023. Indonesia mendukung penuh inisiatif ini dengan mendorong pengembangan biofuel berkelanjutan, termasuk biodiesel dan bioethanol.
“Kita ingin memastikan bahwa hubungan Indonesia dan India di sektor energi terus tumbuh, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi masing-masing negara tetapi juga untuk berkontribusi pada target global terkait keberlanjutan dan dekarbonisasi,” jelas Bahlil.
Jejak Investasi India di Indonesia Kerja sama antara Indonesia dan India di sektor energi sudah berlangsung sejak lama. Salah satu contoh nyata adalah investasi Bharat PetroResources Limited (BPRL) di Wilayah Kerja (WK) Nunukan, Kalimantan.
Perusahaan ini bersama mitra lainnya telah menginvestasikan US$ 80 juta untuk pengembangan Lapangan Badik dan West Badik. Meski demikian, proyek ini masih menghadapi tantangan teknis dan keekonomian sehingga diberikan perpanjangan waktu hingga 2026.
Selain itu, perusahaan India Fourth Partner Energy bekerja sama dengan Indika Energy melalui PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). EMITS berencana menginvestasikan US$ 500 juta untuk proyek-proyek tenaga surya, penyimpanan energi, dan pengisian daya kendaraan listrik (EV) di Indonesia hingga 2025.
Beberapa proyek yang telah terealisasi termasuk PLTS atap berkapasitas 7 MWp di Tuban, PLTS hybrid untuk de-dieselisasi di Indonesia Timur, serta PLTS di Pulau Mangole, Maluku.
Peluang dan Tantangan ke Depan
Kolaborasi strategis antara Indonesia dan India di sektor energi bersih membuka peluang besar bagi kedua negara untuk memperkuat ketahanan energi dan mencapai target keberlanjutan global.
Namun, keberhasilan implementasi kerja sama ini bergantung pada kemampuan kedua negara dalam mengatasi tantangan teknis, regulasi, dan pembiayaan yang kompleks.
Dengan potensi besar yang dimiliki, Indonesia dan India memiliki peluang untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi bersih di kawasan Asia, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap dekarbonisasi global.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya mempererat hubungan bilateral tetapi juga membawa manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan lingkungan kedua negara.