BANDUNG, Bursa Nusantara Official – Indonesia terus berupaya mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada tahun 2030. Hingga 2024, pencapaian SDGs Indonesia telah mencapai 62,5% dari total target, melampaui rata-rata global yang hanya mencapai 17%. Meski demikian, kesenjangan pelaksanaan masih menjadi tantangan besar.
Peran Kolaborasi dalam Pencapaian SDGs
Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, sinergi lintas sektor sangat penting dalam mendukung pencapaian SDGs. “Empat pilar — sosial, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola — harus berjalan selaras. Pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan atau meninggalkan mereka yang kurang mampu,” ujar Pungkas dalam Indonesia Social Investment Forum (ISIF) di Bandung, Rabu (11/12/2024).
ISIF yang bertema “Inovasi Sosial sebagai Kontributor Utama untuk Percepatan Pencapaian SDGs di Indonesia” diselenggarakan oleh Social Investment Indonesia (SII) di Hotel The Trans Luxury Bandung. Acara ini menjadi wadah bagi berbagai pihak untuk berbagi strategi dan ide dalam mempercepat realisasi SDGs.
Inovasi Sosial untuk Solusi Berkelanjutan
Chairperson of Advisory Board SII, Jalal, menyoroti pentingnya inovasi sosial dalam mempercepat pencapaian SDGs. Inovasi ini merujuk pada pendekatan kreatif dan kolaboratif untuk mengatasi masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan. Contohnya mencakup ide, proses, produk, atau layanan baru yang memenuhi kebutuhan sosial yang belum terpenuhi.
“Inovasi sosial harus berkelanjutan dan inklusif, dengan melibatkan kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan komunitas marginal. Kolaborasi antara sektor publik, swasta, akademisi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memperluas dampak positifnya,” jelas Jalal.
Peran Pelaku Usaha dalam Investasi Sosial
Managing Director SII, Fajar Kurniawan, menekankan bahwa pelaku usaha perlu melakukan investasi sosial yang inovatif dan kolaboratif. “Perusahaan harus melampaui pendekatan tradisional dan berani mengambil keputusan inovatif yang selaras dengan SDGs. Kolaborasi antar-pelaku usaha akan memperbesar dampak sosial yang berkelanjutan,” kata Fajar.
Pungkas menambahkan bahwa investasi sosial harus memberikan manfaat jangka panjang. “Bantuan tidak hanya diberikan sekali, tetapi harus berkelanjutan untuk memastikan dampak yang lebih besar dan merata,” ujarnya.
Empat Pilar Pendukung SDGs
- Sosial: Mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pendidikan berkualitas, dan memperkuat akses kesehatan.
- Ekonomi: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi tanpa meningkatkan ketimpangan sosial.
- Lingkungan: Menjaga keberlanjutan lingkungan, termasuk pengelolaan sumber daya alam.
- Tata Kelola: Memperkuat sistem pemerintahan yang transparan dan inklusif.
Solusi Efisiensi untuk Dampak Maksimal
Jalal juga menekankan pentingnya efisiensi dalam penggunaan sumber daya. “Dengan optimalisasi sumber daya, dampak yang dihasilkan bisa maksimal. Inovasi dan kolaborasi adalah kunci dalam setiap langkah,” tambahnya.
Harapan ke Depan
Kolaborasi lintas sektor, inovasi sosial, dan investasi sosial yang berkelanjutan diharapkan mampu mengatasi kesenjangan pelaksanaan SDGs di Indonesia. Semua pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat sipil, diimbau untuk bersinergi demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030.