Kinerja cemerlang ARTO di tengah ketidakpastian global
JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencetak pertumbuhan laba bersih signifikan sebesar 178% secara tahunan (YoY) pada kuartal I/2025. Hingga 31 Maret 2025, laba bersih Bank Jago mencapai Rp 60 miliar, melonjak tajam dari Rp 22 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi pertumbuhan Bank Jago dalam mengelola bisnis berbasis teknologi yang adaptif dan berfokus pada inklusi finansial. Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, menekankan bahwa pertumbuhan ini bukan semata-mata angka, tetapi hasil dari eksekusi strategi yang konsisten dan terukur.
Pertumbuhan kredit dorong laba dan ekspansi
Salah satu faktor kunci yang mendorong lonjakan laba Bank Jago adalah penyaluran kredit yang tumbuh signifikan.
Kredit tumbuh 42% YoY
Penyaluran kredit Bank Jago tercatat sebesar Rp 20,3 triliun per akhir Maret 2025. Angka ini naik dari Rp 14,3 triliun pada kuartal I/2024, mencerminkan pertumbuhan lebih dari 42% secara tahunan.
Peningkatan ini berkat pendekatan kolaboratif Bank Jago dengan berbagai mitra strategis, termasuk platform digital, perusahaan pembiayaan, hingga lembaga keuangan lain.
Ekosistem digital perkuat distribusi kredit
Model kolaborasi dengan ekosistem digital telah menjadi kunci utama Bank Jago dalam memperluas akses pembiayaan. Integrasi aplikasi Jago ke dalam berbagai platform digital memungkinkan pengguna mendapatkan produk keuangan tanpa hambatan.
Arief menambahkan, strategi ini memaksimalkan potensi pasar ritel yang luas dan belum tergarap secara optimal oleh perbankan konvensional.
Lonjakan jumlah nasabah dan DPK
Pertumbuhan kinerja Bank Jago juga tercermin dari peningkatan tajam pada jumlah nasabah dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Nasabah funding capai 13 juta
Bank Jago kini melayani total 16,3 juta nasabah, dengan 13 juta di antaranya merupakan nasabah funding yang aktif menggunakan aplikasi Jago. Angka ini meningkat 4 juta dibandingkan tahun lalu yang hanya 9 juta.
DPK tumbuh 62% YoY
Total DPK yang dihimpun Bank Jago mencapai Rp 21,4 triliun per akhir Maret 2025. Ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 62% dibandingkan Rp 13,2 triliun pada Maret 2024.
Komposisi DPK juga cukup solid, di mana dana murah (CASA) menyumbang 54% atau Rp 11,5 triliun, dan sisanya sebesar 46% dalam bentuk deposito berjangka (term deposit) senilai Rp 9,9 triliun.
Indikator permodalan dan likuiditas tetap sehat
Meski menghadapi ketidakpastian global, fundamental keuangan Bank Jago tetap terjaga kuat.
CAR solid di atas 36%
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Jago berada di level 36,4%. Ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kapasitas permodalan yang lebih dari cukup untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan.
Likuiditas terjaga dengan LDR 94%
Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Jago berada pada level 94%, yang mencerminkan efisiensi tinggi dalam penggunaan dana dan tetap dalam batas aman untuk likuiditas.
Arief menyatakan bahwa manajemen selalu memprioritaskan prinsip kehati-hatian dalam setiap keputusan strategis yang diambil, terutama dalam kondisi ekonomi global yang masih fluktuatif.
Komitmen pertumbuhan berkelanjutan
Dengan hasil kinerja yang solid di awal tahun, Bank Jago menatap kuartal selanjutnya dengan optimisme tinggi. Inovasi teknologi dan kemitraan strategis tetap menjadi pilar utama untuk mempertahankan pertumbuhan.
Bank Jago ingin terus memperluas jangkauan layanannya kepada segmen masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan formal, sambil tetap menjaga kualitas aset dan manajemen risiko yang disiplin.
“Di tengah tantangan global, kami fokus menjaga fundamental tetap kuat dan mencari peluang pertumbuhan yang berkelanjutan,” pungkas Arief.
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi