Transisi Kepemimpinan Hery Gunardi Warnai Kinerja BRI Awal 2025
JAKARTA, BursaNusantara.com – Tiga bulan pertama masa kepemimpinan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (IDX:BBRI) diwarnai tantangan berat.
Laporan keuangan BRI mencatat laba bersih individual sebesar Rp15 triliun untuk periode Januari-April 2025, menyusut 15,77% secara tahunan (yoy) di tengah perlambatan pertumbuhan kredit dan penurunan pendapatan komisi.
Hery Gunardi resmi menjabat posisi tertinggi di BRI usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025, menggantikan Sunarso. Rapat ini juga merestrukturisasi susunan direksi dan komisaris.
Meski laba masih tertekan, penurunan ini lebih landai dibanding Januari 2025 yang sempat anjlok -58,34% yoy. Secara bulanan, laba bersih April 2025 tercatat Rp3,91 triliun, turun -12,57% dibanding bulan sebelumnya dan -2,53% yoy.
Baca Juga: Ray Dalio Mundur dari Danantara! Investasi Strategis Berpindah ke China
Kredit Lambat, Fee Menyusut, Laba Tertahan
Pertumbuhan kredit BRI belum pulih optimal. Hingga akhir April 2025, kredit hanya naik 4,19% yoy menjadi Rp1.240,32 triliun, jauh di bawah proyeksi manajemen yang menargetkan 7-9% sepanjang tahun ini.
Sementara itu, pendapatan komisi (fee based income) juga tertekan, dengan penurunan -6,42% yoy menjadi Rp6,68 triliun. Pendapatan non-bunga ini seharusnya menjadi penyeimbang profitabilitas ketika bunga menurun.
“Kinerja kuartal awal Hery Gunardi mencerminkan fase konsolidasi. Fokus pemulihan kualitas aset dan efisiensi dana jadi kunci untuk bangkit di paruh kedua tahun,” ujar Analis Pasar Saham Senior Mohamad Ali dari BursaNusantara.com.
Pendapatan dan Beban Bunga Turun Seiring Tekanan Margin
Pendapatan bunga turun -1,22% yoy menjadi Rp53,45 triliun, sedangkan beban bunga berhasil ditekan -1,70% yoy menjadi Rp16,81 triliun, menghasilkan net interest income (NII) senilai Rp36,63 triliun, atau -1,00% yoy.
Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BRI juga sedikit melemah dari 6,34% menjadi 6,21%, belum mencapai target manajemen di kisaran 7,3–7,7%.
Di sisi lain, rasio biaya kredit (cost of credit/CoC) membaik menjadi 3,52% dari sebelumnya 3,61%. Beban provisi hanya naik 2,28% yoy ke Rp14,35 triliun, jauh lebih stabil dibanding lonjakan 188% yoy pada Januari.
“Efisiensi beban bunga dan provisi menunjukkan kemampuan manajemen baru mengendalikan risiko dengan cepat,” lanjut Mohamad Ali.
ROA dan ROE Masih Terjaga
Kendati laba menurun, ROA dan ROE BRI masing-masing tetap solid di 2,41% dan 15,30%. Ini mencerminkan ketahanan fundamental bank dalam menjaga profitabilitas di tengah transisi manajemen.
Dana Murah Menguat, CASA Capai 64,84%
Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh tipis 0,50% yoy menjadi Rp1.400,49 triliun. Deposito turun -6,65% yoy menjadi Rp492,47 triliun, namun tabungan tumbuh 3,34% dan giro naik 7,14%, memperkuat dana murah (CASA) ke posisi 64,84%.
Dana murah BRI mencapai Rp908,01 triliun, naik 4,86% yoy. Peningkatan komposisi CASA menjadi angin segar bagi struktur pendanaan jangka panjang yang lebih efisien.
“Penguatan CASA merupakan fondasi penting yang diwariskan Hery Gunardi dalam strategi pembiayaan jangka menengah,” ujar Mohamad Ali.
LDR Mengetat, Cerminkan Ekspansi Kredit Terukur
Tingkat penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun, atau loan to deposit ratio (LDR), naik dari 86,58% menjadi 88,56% per April 2025.
Kenaikan ini selaras dengan tren pemulihan kredit, sekaligus mencerminkan strategi ekspansi yang selektif namun terukur.
Perjalanan Hery Gunardi di BRI masih di tahap awal, namun strategi konsolidasi internal yang telah dimulai menunjukkan hasil moderat.
Dengan struktur permodalan dan pendanaan yang tetap kuat, BRI kini menatap semester kedua 2025 dengan optimisme hati-hati untuk kembali mencetak pertumbuhan laba yang lebih berkelanjutan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ikuti berita terbaru Bursa Nusantara di GOOGLE NEWS
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi