Fundamental Menurun, Saham DSSA Justru Makin Dilirik Investor
JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), anak usaha Grup Sinarmas di sektor energi, mencatat penurunan laba bersih sebesar 21,71% pada kuartal I 2025 menjadi USD80,5 juta. Tahun lalu pada periode yang sama, laba bersih DSSA tercatat USD102,83 juta.
Penurunan juga tercermin pada laba bersih per saham yang tersisa USD0,01 dari sebelumnya USD0,02. Meski secara kinerja tertekan, saham DSSA tetap menarik perhatian investor karena tren harga yang terus naik.
Pendapatan Turun, Beban Produksi Naik
Pendapatan usaha DSSA merosot ke USD737,55 juta, turun 7,43% dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, beban pokok penjualan justru naik menjadi USD449,86 juta, menggerus laba kotor yang turun ke USD287,68 juta dari sebelumnya USD368,11 juta.
Beban umum dan administrasi membengkak menjadi USD49,95 juta, dan beban eksplorasi melonjak tajam ke USD670,24 ribu. Total beban usaha meningkat menjadi USD138,17 juta, menyebabkan laba usaha anjlok ke USD149,51 juta dari USD232,33 juta.
Pos Keuangan Membantu Redam Penurunan
Meskipun laba usaha tertekan, pendapatan bunga tumbuh menjadi USD22,27 juta. Keuntungan kurs melonjak ke USD9,99 juta, dan penghasilan lain-lain ikut meningkat signifikan ke USD20,98 juta. Ini membantu DSSA mencatat laba sebelum pajak USD170,49 juta, turun dari USD238,1 juta.
Laba periode berjalan tercatat USD135,06 juta, menyusut dari USD187,71 juta. Namun ekuitas perusahaan meningkat ke USD2,06 miliar, menandakan struktur keuangan yang tetap solid meski liabilitas naik ke USD1,78 miliar.
Harga Saham Menguat, Ditopang Tekanan Beli Asing
Naik Konsisten di Atas MA50 dan BB
Secara teknikal, saham DSSA masih menunjukkan kekuatan tren naik. Harga ditutup di Rp54.000, terus bertahan di atas MA50 dan berada dalam pita atas Bollinger Band. Ini menunjukkan momentum beli masih kuat.
Indikator MACD tetap positif dan menjauh dari signal line. ADX menunjukkan tren kuat di level 39,4, sementara RSI menyentuh 79,0, memberi sinyal overbought namun tetap dalam jalur bullish.
Akumulasi Asing Jadi Pendorong Utama
Data bandarmologi menunjukkan adanya akumulasi aktif dari broker-broker besar seperti BY, YU, dan AK dengan nilai beli rata-rata di kisaran Rp53.500–Rp54.000. Net volume sebesar 7.841 lot memperkuat dugaan adanya minat beli institusi di harga tinggi.
Broker BY sendiri memborong 3,4 ribu lot, sementara broker domestik seperti TP dan ZP juga ikut masuk di harga rata-rata mendekati harga pasar.
Sementara beberapa broker melakukan penjualan, distribusi tidak dominan, mengindikasikan saham masih dalam fase akumulasi kuat.
Prospek DSSA: Tekanan Kinerja Tak Hentikan Optimisme Pasar
Walau secara laba tergerus, DSSA menunjukkan pertumbuhan aset dan ekuitas, serta tetap mempertahankan posisi finansial yang sehat. Ini membuat investor institusi masih nyaman menambah kepemilikan.
Dengan sinyal teknikal dan bandarmologi yang kuat, saham DSSA berpotensi melanjutkan tren naik dalam jangka pendek.
Koreksi teknikal bisa terjadi, namun selama harga bertahan di atas support Rp53.000 dan tidak ada distribusi besar, potensi kenaikan tetap terbuka.
Saham batu bara milik Grup Sinarmas ini tetap jadi salah satu pilihan kuat di tengah penurunan laba, berkat minat besar dari pelaku pasar besar dan optimisme jangka panjang terhadap sektor energi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ikuti berita terbaru Bursa Nusantara di GOOGLE NEWS
Silakan masuk untuk bergabung dalam diskusi