JAKARTA, Bursa.NusantaraOfficial.com – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menutup tahun 2024 dengan pencapaian luar biasa. Bersama entitas anaknya, BCA berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 54,84 triliun, tumbuh signifikan 12,7% secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 9,5% (yoy) menjadi Rp 82,3 triliun, serta pendapatan selain bunga yang naik 10,2% (yoy) menjadi Rp 25,2 triliun. Secara keseluruhan, total pendapatan operasional BCA mencapai Rp 107,4 triliun, naik 9,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam konferensi pers pada Kamis (23/1/2025), mengungkapkan bahwa pencapaian laba yang signifikan ini membuka peluang bagi dividen yang lebih besar kepada para pemegang saham.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan final mengenai nominal dividen masih menunggu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). “Kami pernah berkomitmen kepada para investor bahwa dividen yang dibayarkan BCA akan terus meningkat setiap tahun, kecuali pada 2020 akibat dampak pandemi COVID-19.
Tahun ini, laba naik 12,7% sehingga peluang dividen lebih besar sangat terbuka, meski tetap bergantung pada keputusan RUPS,” jelas Jahja.
Pertumbuhan Kredit dan Kualitas Pembiayaan
Selain laba bersih, performa kredit BCA juga mencatatkan pertumbuhan yang solid. Hingga akhir Desember 2024, total kredit BCA meningkat 13,8% (yoy) menjadi Rp 922 triliun.
Pertumbuhan kredit ini diiringi dengan peningkatan kualitas pembiayaan, di mana rasio loan at risk (LAR) membaik menjadi 5,3% dibandingkan 6,9% pada tahun sebelumnya. Selain itu, rasio kredit bermasalah (NPL) berhasil dijaga di angka 1,8%, dengan biaya provisi tercatat sebesar Rp 2 triliun.
Penyaluran kredit korporasi menjadi pendorong utama pertumbuhan, naik 15,7% (yoy) menjadi Rp 426,8 triliun. Sementara itu, kredit komersial tumbuh 8,9% (yoy) mencapai Rp 137,9 triliun, dan kredit UKM naik 14,8% menjadi Rp 123,8 triliun.
Kredit konsumer juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 12,4% (yoy) dengan total portofolio mencapai Rp 223,7 triliun.
“Kami melihat perekonomian domestik mampu bertumbuh meski menghadapi berbagai tantangan global. BCA berkomitmen mendukung perekonomian nasional, termasuk melalui penyaluran kredit yang terarah dan berkelanjutan,” tambah Jahja.
Fokus pada Keberlanjutan dan Digitalisasi
BCA terus memperkuat kontribusinya terhadap pembiayaan berkelanjutan. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 12,5% (yoy) menjadi Rp 229 triliun, berkontribusi hingga 24,8% terhadap total portofolio pembiayaan.
Salah satu pencapaian menonjol adalah kredit kendaraan bermotor listrik yang melonjak 84,2% (yoy) mencapai Rp 2,3 triliun. Selain itu, pinjaman terkait keberlanjutan (Sustainability Linked Loan/SLL) juga meningkat tiga kali lipat menjadi Rp 1 triliun.
Di sisi lain, ekspansi digitalisasi BCA terus menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga akhir 2024, total frekuensi transaksi mencapai rekor tertinggi sebanyak 36 miliar, naik 21% (yoy). Dari jumlah tersebut, transaksi melalui mobile banking dan internet banking mendominasi dengan total 31,6 miliar, tumbuh 24% (yoy).
“Ekosistem transaksi perbankan terus kami perluas baik secara online maupun offline, memastikan kenyamanan dan efisiensi bagi nasabah,” ujar Jahja.
Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Terkait Rencana Bisnis Bank (RBB), Jahja menyebutkan bahwa pihaknya masih dalam tahap diskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, ia memastikan bahwa target-target yang ditetapkan akan tetap konservatif, dengan fokus pada performa optimal. Di sisi pendanaan, kontribusi dana giro dan tabungan (CASA) tetap mendominasi, mencapai 82% dari total dana pihak ketiga (DPK). CASA tumbuh 4,4% menjadi Rp 924 triliun.
Dengan capaian luar biasa di berbagai lini, tahun 2024 menjadi tahun gemilang bagi BCA. Keputusan mengenai dividen yang lebih tinggi akan menjadi salah satu momen penting yang ditunggu oleh para pemegang saham.
Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan menghadapi tantangan global.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.