JAKARTA, BursaNusantara.com – PT Medela Potentia Tbk (IDX:MDLA) langsung mencuri perhatian investor hanya dua bulan pasca IPO dengan keputusan membagikan dividen senilai Rp137,4 miliar dari laba tahun buku 2024.
Langkah ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Rabu (25/6) di Hotel Mulia Senayan, Jakarta.
Dividen tunai yang dibagikan setara dengan Rp9,8 per saham.
Dengan harga penutupan saham MDLA di Rp199 pada hari yang sama, yield dividen ini mencapai 4,8%.
Nilai yield ini tergolong tinggi untuk emiten yang baru melantai dan bisa menjadi sinyal kuat bagi pasar.
Komitmen Profitabilitas Sejak Awal
Krestijanto Pandji, Direktur Utama MDLA, menegaskan bahwa kebijakan dividen ini mencerminkan optimisme dan kekuatan fundamental perusahaan.
“Kinerja kami sepanjang 2024 mencerminkan fundamental yang sehat dan strategi yang tepat,” ujarnya dalam sambutan RUPST.
Ia menambahkan bahwa ekspansi operasional yang terukur serta dukungan ekosistem digital menjadi landasan keberlanjutan MDLA.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen manajemen untuk langsung menghadirkan nilai bagi pemegang saham, bahkan di awal perjalanan sebagai emiten publik.
Struktur keuangan yang solid diklaim menjadi salah satu alasan MDLA berani agresif dalam pembagian dividen.
Pertumbuhan Kinerja Jadi Landasan Utama
MDLA membukukan penjualan neto sebesar Rp14,57 triliun sepanjang tahun 2024.
Nilai tersebut meningkat 11,3% dibanding penjualan tahun sebelumnya yang mencapai Rp13,09 triliun.
Di sisi laba, MDLA berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan 13,3% menjadi Rp343,27 miliar.
Tahun lalu, laba bersih perusahaan masih berada di angka Rp303,09 miliar.
Artinya, pertumbuhan dua digit ini menunjukkan efektivitas strategi pasca-IPO dalam mendorong profitabilitas.
Neraca Keuangan Semakin Kokoh
Tak hanya dari sisi laba dan penjualan, neraca keuangan MDLA juga mencatatkan pertumbuhan substansial.
Total aset MDLA melonjak menjadi Rp5,73 triliun dari posisi tahun lalu Rp4,70 triliun.
Sementara itu, ekuitas perusahaan naik 13,7% menjadi Rp2,21 triliun dari sebelumnya Rp1,94 triliun.
Kondisi ini mengindikasikan struktur modal yang sehat dan daya tahan yang tinggi terhadap volatilitas pasar.
Hal ini menjadi indikator penting bahwa pertumbuhan MDLA bukan sekadar jangka pendek, melainkan punya visi jangka panjang.
IPO Sukses Jadi Pijakan Strategis
MDLA resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (15/4/2025).
Dari IPO tersebut, perusahaan menghimpun dana segar sebesar Rp685 miliar.
Penawaran perdana saham ini mendapat sambutan luar biasa dengan kelebihan permintaan (oversubscribe) lebih dari 6 kali di porsi pooling allotment.
Fakta ini menjadi bukti bahwa ekspektasi pasar terhadap MDLA memang tinggi sejak awal.
Dana IPO itu digunakan untuk memperkuat ekspansi dan struktur modal, serta menjadi bagian dari strategi agresif pembagian dividen.
Sinyal Positif Bagi Pasar Sektor Kesehatan
Pembagian dividen dalam waktu singkat setelah IPO menjadi langkah langka namun strategis.
Hal ini dapat mendorong kepercayaan investor ritel dan institusional terhadap sektor kesehatan.
Apalagi sektor ini tengah naik daun pasca-pandemi dan menjadi sorotan investor global karena potensinya dalam jangka panjang.
MDLA secara tidak langsung memberi sinyal bahwa sektor kesehatan di Indonesia mulai memasuki fase konsolidasi dan profitabilitas yang lebih matang.
Strategi dividen MDLA bisa menjadi benchmark baru bagi emiten kesehatan lainnya yang tengah bersiap IPO.
Menyulut Minat Investor dan Repricing Saham?
Dividend yield 4,8% yang ditawarkan MDLA berada jauh di atas rata-rata yield emiten baru lainnya.
Dengan fundamental kuat dan sentimen positif pasca-RUPST, bukan tak mungkin saham MDLA akan mengalami repricing dalam jangka pendek.
Investor ritel yang selama ini skeptis terhadap IPO emiten sektor kesehatan bisa melihat MDLA sebagai role model.
Jika kebijakan seperti ini berlanjut di tahun berikutnya, maka MDLA bisa masuk dalam radar indeks saham dividen.
Langkah strategis ini membuka potensi capital gain dan pendapatan pasif bagi investor jangka panjang.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.