AKARTA, BursaNusantara.com – Pemulihan ekonomi global mulai mendorong arus modal kembali mengalir ke aset berisiko. Bitcoin menjadi salah satu instrumen yang paling cepat merespons sentimen ini.
Data Coinmarketcap menunjukkan, pada Jumat (9/5) pukul 21.33 WIB, harga Bitcoin tercatat di US$ 102.904.
Dalam 24 jam terakhir, harga naik 3,17%, sementara secara mingguan melonjak 5,86%.
Baca Juga: Kemenkeu Genjot PNBP Pasca Dividen BUMN Dialihkan
Optimisme Ekonomi dan Kebijakan Moneter Jadi Pendorong
Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai minat investor terhadap Bitcoin mulai pulih.
Pemicunya adalah pelonggaran moneter seperti pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Inggris.
Menurut Fyqieh, langkah ini memberi sinyal bahwa bank sentral lain bisa mengikuti jika tekanan inflasi mereda.
Kondisi ini menciptakan ruang lebih luas bagi investor untuk menaruh dana pada instrumen berisiko.
Baca Juga: Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$152,5 Miliar, BI Tetap Optimistis
Regulasi Kripto Kian Bersahabat
Selain kebijakan moneter, investor kini lebih percaya diri karena ketidakpastian regulasi mulai mereda.
Fyqieh menyebut sejumlah negara telah menerapkan undang-undang pro-kripto.
Di saat yang sama, regulator seperti SEC mulai membuka ruang dialog dengan pelaku industri.
Otoritas perbankan pun mulai mengintegrasikan kripto ke dalam sistem keuangan.
Baca Juga: Saham Big Banks Terkoreksi Serempak, BMRI Paling Tertekan
Bitcoin Makin Dianggap Aset Mainstream
Langkah strategis seperti akuisisi Deribit senilai US$ 2,9 miliar oleh Coinbase turut memperkuat posisi Bitcoin.
Menurut Fyqieh, langkah ini mencerminkan kepercayaan terhadap masa depan kripto oleh pemain besar.
Dengan infrastruktur yang matang dan regulasi yang jelas, baik investor ritel maupun institusi merasa lebih nyaman.
Peran Ganda Bitcoin dalam Portofolio
Sentimen pasar juga menunjukkan adanya aliran modal kembali ke Bitcoin.
Dalam sebulan terakhir, nilainya naik hampir 30% karena arus beli yang kuat.
Fyqieh menambahkan, Bitcoin kini tak lagi terlalu terpengaruh oleh pelemahan saham teknologi.
Baca Juga: Bitcoin Anjlok ke Level Terendah, Investor Waspadai Tekanan Jual
Artinya, Bitcoin berpotensi menjadi lindung nilai seperti emas dan tetap menarik saat pasar bergairah.
Laporan juga menunjukkan adanya rotasi investasi dari emas ke Bitcoin oleh institusi besar.
“Dengan kombinasi likuiditas global, regulasi ramah, dan kepercayaan pada fundamental Bitcoin, investor kini lebih agresif masuk pasar,” tutup Fyqieh.