Jakarta, Bursa Nusantara Official – Langkah strategis PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dengan mengakuisisi PT Ultra Mandiri Telekomunikasi (UMT) menjadi sorotan utama. Akuisisi senilai Rp 650 miliar ini tidak hanya memperluas jaringan fiber optik Mitratel sepanjang 8.101 km, tetapi juga langsung menambah pendapatan hingga Rp 10 miliar per bulan.
Aksi ini dianggap sebagai katalis positif untuk kinerja Mitratel, terutama dalam memperkuat bisnis Fiber To The Tower (FTTT). Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, menyebutkan bahwa aset fiber yang diakuisisi tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali. Hal ini mendukung ekspansi industri telekomunikasi menyongsong era teknologi 5G dan pertumbuhan ekonomi baru.
Kinerja Keuangan dan Proyeksi Positif Saham MTEL
Hingga kuartal III-2024, Mitratel mencatat pendapatan sebesar Rp 6,81 triliun dengan laba bersih Rp 1,53 triliun, setara 73,7% dari estimasi tahunan. Pertumbuhan ini diprediksi terus berlanjut pada kuartal IV-2024 berkat akuisisi UMT dan belanja modal yang meningkat dari operator telekomunikasi.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis dan Kafi Ananta, memproyeksikan saham MTEL memiliki potensi capital gain mencapai 47% dari harga saat ini, dengan target harga Rp 1.000. Mitratel dinilai sebagai pilihan utama dalam sektor telekomunikasi berkat prospek pendapatan dari aset fiber optik yang kuat.
Ekspansi Jaringan Fiber Optik Mitratel
Akuisisi UMT meningkatkan total panjang jaringan fiber optik Mitratel menjadi lebih dari 47.800 km. Sebanyak 56% dari jaringan ini berada di luar Pulau Jawa, mendukung pengembangan wilayah terpencil dan menyelaraskan pertumbuhan teknologi 5G di Indonesia.
“Fiber optik ini sudah beroperasi dengan kontrak jangka panjang, sehingga akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perusahaan,” tambah Theodorus. Dengan komitmen ini, Mitratel memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar dalam bisnis FTTT di Indonesia.
Mendukung Roadmap Teknologi Telekomunikasi Indonesia
Akuisisi ini sejalan dengan strategi Mitratel untuk mendukung roadmap teknologi telekomunikasi nasional. Dengan tambahan aset fiber optik UMT, perusahaan berkontribusi pada penguatan infrastruktur digital di era revolusi industri 4.0.
BRI Danareksa Sekuritas juga melihat potensi peningkatan lebih besar jika Mitratel melanjutkan akuisisi aset fiber optik lain, seperti milik Telkom. Proyeksi EV/EBITDA tahun 2025 sebesar 12,5 kali mendukung optimisme terhadap prospek saham MTEL.
Akuisisi UMT oleh Mitratel menjadi langkah signifikan yang tidak hanya memperkuat posisi perusahaan di sektor telekomunikasi, tetapi juga menawarkan peluang besar bagi investor. Dengan jaringan fiber optik yang terus berkembang, Mitratel siap menghadapi tantangan era 5G sambil memberikan potensi keuntungan tinggi bagi pemegang saham.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait saham, komoditas, kripto atau surat berharga lainnya. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. BursaNusantara.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.